![]() | |
Oleh : Ust. M. Ma’ruf Khozin
|
• Ajaran Islam bukanlah sebuah ajaran yang dipahami sebagian kecil kelompok yang secara lantang mengatakan “Kita kembali ke Quran dan Hadis”, atau “Kita salat seperti Rasulullah, bukan menurut Imam Syafi’i” dan slogan-slogan lainnya.
•
Islam
yang telah lama sampai kepada kita adalah ajaran yang telah dibawa oleh
ulama-ulama terkemuka dalam Islam melalui jalur ilmu, guru dan murid, terus
hingga saat ini hingga dapat menjaga kemurnian ajarannya, seperti sabda Nabi
Muhammad Saw:
•
عَنْ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْعَذَرِي قَالَ قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَرِثُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ
خَلَفٍ عُدُوْلُهُ يَنْفَوْنَ عَنْهُ تَحْرِيْفَ الْغَالِيْنَ وَانْتِحَالَ
الْمُبْطِلِيْنَ وَتَأْوِيْلَ الْجَاهِلِيْنَ (رواه البيهقي)
•
“Dari Ibrahim bin Abdurrahman al-Adzari, ia
berkata: “Rasulullah Saw bersabda: Ilmu Islam ini akan diwarisi
oleh orang-orang yang adil
dari setiap generasi Islam, mereka akan membersihkan dari
penyimpangan makna oleh para ekstrimis, pengagamaan sesuatu yang bukan agama
oleh orang-orang yang membatalkan ajaran Islam (seperti para orientalis), dan
penyimpangan harfiyah atau maknawiyah oleh orang-orang bodoh” (HR al-Baihaqi.
Para ulama ahli hadis menilainya sahih)
•
Karena pentingnya jalur ulama yang membawa ajaran
Islam, para ulama Salaf menegaskan:
•
قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ
سِيرِينَ إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ
(رواه مسلم)
•
Muhammad
bin Sirin berkata: “Ilmu ini adalah agama. Maka lihatlah oleh kalian dari siapa
kalian mengambil agama kalian” (Riwayat Muslim)
•
قَالَ عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ الْمُبَارَكِ الإِسْنَادُ مِنَ الدِّينِ وَلَوْلاَ الإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ
شَاءَ مَا شَاءَ (رواه مسلم)
•
Abdullah
bin Mubarak berkata: “Sanad adalah bagian dari agama. Andai tidak ada sanad,
maka orang akan berkata sesuai kehendaknya” (Riwayat Muslim)
•
قَالَ عَبْدُ اللَّهِ
بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْقَوَائِمُ. يَعْنِى الإِسْنَادَ (رواه مسلم)
•
Abdullah
(bin Mubarak) juga berkata: “Yang membedakan antara kita dan mereka adalah
sanad” (Riwayat Muslim)
•
Berikut
adalah salah satu sanad ilmu Islam bagi ulama Ahlisunnah wal Jamaah yang terus
bersambung kepada ulama Salaf hingga Rasulullah Saw:
• Syaikhona
Kholil Bangkalan Madura dari Syaikh Abu Bakar bin Al Arif Billah
As Sayid Muhammad
Syatho dari Syaikh Muhammad Nawawi
Al Bantani dari Syaikh Ahmad Zaini Dahlan
dari Syaikh Abdulloh bin Umar dari Syaikh Muhammad Solih Rois dari Syaikh Ali Al Wana'i dari
Syaikh Sulaeman bin Muhammad bin Umar Al Bujaerimi
Al Mishriy dari Syaikh Ahmad bin Romadlon dari Syaikh Sulaeman Al
Babili dari Syaikh Abdul Aziz Zamzami dari Syaikh
Zainuddin bin Abdul Aziz Al Mulaibari dari
Wajihuddin Abdurrohman bin Ziyad Az Zubaedi
dari Syihabuddin bin Ahmad bin Hajar Al
Haitamiy (Syaikh Ibn Hajar) dari Abu Yahya Zakarya
bin Muhammad bin Ahmad bin Zakarya Al
Anshori (Syaikhul Islam Zakarya Al Anshori) dari
Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al
Mahalliy dari Syaikh Solih bin Umar bin Ruslan
bin Nasir bin Solih Al Bulqini dari Syaikh Umar
Al Bulqini dari Syaikh Abdurrohim Al Quroisyiy dari
Syaikh Hibatulloh Al Baar dari Syaikhul
Islam Muhyiddin bin Zakarya bin Syarifuddin dari
Imam Kamal Ardabili dari Syaikh Muhammad
Naisaburi dari Abu Hamid bin Muhammad Al Ghozali
Aththusiy (imam Ghozali) dari Abdul Malik ibn Yusuf
bin Muhammad Al Juwaeni (imam Haromain)
dari Abu Abdillah Muhammad Al Juwaeni
dari Imam Abu Bakar Qofal dari Imam Ibrohim
Al Maruzi dari Imam Ahmad ibn Umar bin Surej Abu
Al Abas Al Baghdadi dari Imam Abu Al Qosim
dari Imam Abu Ibrohim Ismail bin Yahya Al Mazani
dari AsySyaikh Al Imam Al A’zhom Ibn Abdillah bin
Idris Asysyafi’i (imam Syafi’i pendiri
madzhab syafi'i ) dari Al Imam Malik bin Anas dari
Sayiduna Syafi’ Maula Abdillah dari Sayiduna
Abdulloh bin Umar dari Rosululloh Shollahu 'Alaihi
Wasallam.[1]
•
Amaliah Ahlisunnah Berdasarkan Ijtihad
Bukan Bid’ah
•
Amaliah
yang telah diamalkan oleh umat Islam Ahlisunnah wal Jamaah, baik secara
ubudiyah, fadlail, tradisi yang tidak bertentangan dengan Islam dan sebagainya
adalah bersumber dari Ijtihad, baik dari al-Quran, Hadis, Ijma’ Ulama maupun
Qiyas. Keempat sumber hukum ini berlandaskan firman Allah:
• قوله : { أَطِيعُواْ الله وَأَطِيعُواْ الرسول } يدل على
وجوب متابعة الكتاب والسنة . قوله : { وَأُوْلِى الأمر مِنْكُمْ } يدل عندنا على
أن إجماع الأمة حجة ... { فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِى شَىْء فَرُدُّوهُ إِلَى الله
والرسول } يدل عندنا على أن القياس حجة (تفسير الرازي - ج 5 / ص 248)
•
“Firman
Allah yang artinya: (Patuhilah Allah dan Patuhilah Rasulullah) adalah kewajiban
mengikuti al-Quran dan Sunah. Firman Allah yang artinya: (Dan Ulil Amri) menunjukkan
bahwa Ijma’ ulama adalah sebuah hujjah. Dan firman Allah yang artinya: (Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya) menunjukkan bagi kita bahwa Qiyas
adalah sebuah hujjah” (Tafsir al-Razi Mafatih al-Ghaib 5/248)
•
Dengan
demikian, banyaknya amaliah Ahlisunnah yang melalui metode Qiyas, seperti
mengucapkan niat, kirim pahala al-Quran dan sebagainya adalah menggunakan Qiyas
yang dibenarkan dalam Islam, dan bukan bid’ah seperti yang dituduhkan sebagian
kecil kelompok.
•
Sedangkan
yang berkaitan dengan tradisi-tradisi yang baik adalah berlandaskan atsar
berikut:
•
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ : مَا رَأَى الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ
اللهِ حَسَنٌ وَمَا رَآهُ الْمُسْلِمُوْنَ سَيّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّىءٌ
وَقَدْ رَأَى الصَّحَابَةُ جَمِيْعًا أَنْ يَسْتَخْلِفُوْا أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ (رواه احمد والحاكم والطبراني والبزار . قال الذهبي قي التلخيص :
صحيح وقال الهيثمي رجاله ثقات)
•
“Diriwayatkan
dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: “Apa yang dilihat baik oleh umat Islam,
maka baik pula bagi Allah. Dan apa yang dilihat buruk oleh umat Islam, maka
buruk pula bagi Allah. Para sahabat kesemuanya telah berpandangan untuk
mengangkat khalifah Abu Bakar” (Riwayat Ahmad, al-Hakim, al-Thabrani dan
al-Bazzar. Al-Dzahabi berkata: Sahih. Al-Haitsami berkata: Para perawinya
terpercata)
• Ahlisunnah Wal Jamaah Diantara Aliran Lain
•
Tidak
dapat dipungkiri bahwa umat Islam saat ini yang terbesar dianut di dunia adalah
Ahlisunnah wal Jamaah, yang secara akidah bermadzhab kepada Imam Abu Hasan
al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi, juga di bidang fikih bermadzhab kepada
salah satu dari 4 madzhab, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii dan Imam Ahmad
bin Hanbal. Ini adalah kelompok terbesar (al-Sawad al-A’dzam) dalam Islam sejak
masa ulama Salaf ribuan tahun yang lalu. Karena Ahlisunnah adalah kelompok
mayoritas dalam Islam, maka ada jaminan dari Rasulullah bahwa mereka tidak akan
sesat secara massal:
• مَا كَانَ اللهُ لِيَجْمَعَ هَذِهِ الْأُمَّةَ عَلَى
ضَلَالَةٍ أَبَدًا، وَيَدُ اللهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ هَكَذَا، فَعَلَيْكُمْ
بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ، فَإِنَّهُ مَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ
•
“Allah tidak akan mengumpulkan umat ini di atas kesesatan
selamanya. Kuasa Allah berada dalam jamaah seperti ini. Maka ikutilah al-Sawad
al-A’dzam oleh kalian. Barangsiapa yang menyendiri (dari jamaah) maka
menyendirilah dalam neraka”
•
Berkenaan dengan hadis ini ulama Wahabi, Syaikh Albani
berkata:
• قال الشيخ في مقدمة الصحيحة
: ] رواه ابن أبي عاصم في السنَّة وإسناده ضعيف كما بينته في ظلال
الجنة رقم 80، ولكنه حسن بمجموع طرقه كما شرحته في الصحيحة 1331 وغيره[. انظر: هداية الرواة ]171[. (تراجعات العلامة الألباني في التصحيح والتضعيف – ج 1 / ص 13)
•
“Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Ashim dalam kitab
al-Sunnah. Sanadnya dlaif sebagaimana saya jelaskan dalam Dzilal al-Jannah.
Tetap hadis ini HASAN dengan akumulasi jalur-jalur riwayatnya, sebagaimana saya
jelaskan dalam [al-Silsilah] al-Shahihah dan lainnya” (Taraju’at Al-Albani
1/13)
•
Penjelasan dalam banyak hadis tentang [Ma Ana alaihi wa
Ashabi] juga ditemukan riwayat yang mempertegas makna al-Sawad al-A’dzam
sebagai Ahlisunnah wal Jamaah:
• إِنَّ بَنِى إِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ
فِرْقَةً وَإِنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ سَتَزِيْدُ عَلَيْهِمْ فِرْقَةً كُلُّهَا فِى
النَّارِ إِلاَّ السَّوَادَ الْأَعْظَمَ (أخرجه الطبرانى فى الكبير وفى الأوسط
وقال الهيثمي : فيه أبو غالب وثقه ابن معين وغيره وبقية رجال الأوسط ثقات وكذلك
أحد إسنادى الكبير عن أبى أمامة)
•
“Sesungguhnya Bani Israil terpercah menjadi 71 golongan.
Dan umat ini akan melebihi Bani Israil secara kelompoknya. Semua di neraka,
kecuali kelompok terbesar” (HR al-Thabrani dari Abu Umamah. Al-Hafidz
al-Haitsami berkata: Di dalam sanadnya terdapat Abu Ghalib, ia dinilai tsiqah
oleh Ibnu Ma’in dan lainnya, dan perawi yang lain adalah terpercaya. Begitu
pula salah satu dua sanad dalam al-Mu’jam al-Kabir)
No comments:
Post a Comment