Tuesday, February 6, 2018

Makalah Hadist Tarbawi


BAB I
PENDAHULUAN
   A.     Latar Belakang
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Akan tetapi pendidikan Islam disini mencakup pengajaran umum dan pengajaran agama, yang didasari dengan langkah-langkah mengajar yang disebut dengan metode pengajaran. Dalam pendidikan Islam, pengajaran agama Islam mencakup pembinaan keterampilan, kognitif, dan afektif yang menyangkut pembinaan rasa Iman, rasa beragama pada umumnya. Adapun metode pendidikan Islam yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Dengan penggunaan metode yang tepat memungkinkan semakin mudah untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam beberapa cuplikan hadis dalam makalah yang akan kami sampaikan ini.

  B.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini ialah :
a. Bagaimana hadist tentang metode menciptakan situasi yang menyenangkan dalam pendidikan islam?
b.     Apa saja metode pengajaran pendidikan berdasarkan hadits rasulullah?
c.      Apa saja dalil al qur’an yang menjelaskan tentang metode pengajaran dalam islam?

  C.     Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah :
a.       Mengetahui cara menciptakan situasi yang menyenangkan dalam pendidikan islam.
b.       Mengetahui metode metode pengajaran pendidikan berdasarkan hadits rasulullah.

c.       Mengetahui dalil qur’an yang menjelaskan tentang metode pengajaran dalam islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Materi Hadits Utama
عن ابي بُرْدَةَ عن ابي موسى قال كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم اِذَا بَعَثَ اَحَدًا مِنْ اَصْحَا بِهِ فِي بَعْدِ اَمْرِهِ قال بَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا وَيَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْ ( اخرجه مسلم في الجهاد )
“Dari abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW jika mengutus salah seorang sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda: “ buatlah mereka bahagia dan jangan kau buat takut, dan permudahlah jangan kau persulit”. ( H.R Muslim dalam kitab jihad ).
-          Mufradat
بَشِّرُوا     berilah berita gembira 
          وَلاَ تُنَفِّرُوا  janganlah membuat gelisah hingga meninggalkan
وَيَسِّرُوا    Berilah kemudahan
وَلاَ تُعَسِّرُا janganlah mempersulit
·         Penguraian Hadits
a.       Perintah Mempermudah dan Mengompakkan Murid
Di dalam hadis tersebut terdapat perkara yang terkandung di dalamnya berupa memudahkan dalam segala urusan, meninggalkan sesuatu yang memberatkan.
Teladan penting yang perlu kita teladani dari seorang pendidik yang diabaikan dalam sirah Nabi kita yang mulia adalah tidak pernah memberatkan murid. Sebaliknya, beliau selalu memberikan kemudahan kepada mereka; sebagaimana yang beliau tuturkan sendiri.
Imam Muslim Meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah dari Nabi, bahwa beliau bersabda :
عن جابر ابن عبدالله عن النبى صلى الله عليه وسلم قال: اِنِّ الله َلَمْ يَبْعَثْنِيْ مُعَنَتِّاً وَلَكِنْ بَعَثَنِيْ مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا ( رواه مسلم )
 Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi SAW. “Sesungguhnya Allah tidak mengutusku sebagai orang yang menyusahkan (hamba-Nya) dan orang yang mencari-cari kesalahan. Akan tetapi, Dia mengutusku sebagai seorang guru yang memberi kemudahan”
Imam Muhammad bin Khulaif al-Wasytaany  dalam syarah “Mukammilul Ikmalul mu’allim” dalam Shohih Muslim mengatakan bahwa Dalam hadis tersebut terdapat perkara yang wajib yang berupa mempermudah dalam berbagai perkara, lemah lembut terhadap Manusia yang bisa menambahkan iman, dan meninggalkan keberatan yang menyebabkan takutnya hati. Apalagi kepada orang yang masanya dekat dengan iman.
Dengan demikian dalam menyampaikan pengajaran yang baik  di tuntut untuk tidak menggunakan metode yang memberatkan dan membuat siswa itu tertekan, tetapi menggunakan cara/metode yang menyenangkan dan mudah. Abdurrahman Mas’ud dalam menggagas konsep  pendidikan islam yang lebih maju menunjuk metode reward lebih baik daripada metode punishment. Karena penggunaan metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid merasa tertantang dalam meningkatkan prestasi.
Nabi Muhammad adalah sebagai bashir ( pemberi kabar gembira), kehadirannya sebagai  bashir  dalam proses pendidikan islam tampak lebih dominan dan signifikan. Sebagai bashir,  yakni tokoh yang membawa berita gembira dan keselamatan lahir batin , Nabi tidak menawarkan  reward  dalam bentuk materi, tetapi merangsang kecerdasan para murid, memperhalus budi pekerti, dam mempertajam spiritual keagamaan mereka.
Implikasi status bashir dalam pendidikan islam adalah bahwa seorang guru, seperti Nabi Muhammad, harus bertindak sebagai promoter of learning, baik di dalam maupun di luar kelas, serta harus mampu berinteraksi dengan siswa secara antusias dan penuh kasih sayang. Dengan prinsip ini , hukuman fisik bagi siswa merupakan hal yang tidak populer dalam kamus pendidikan islam.
Oleh karena itu dalam melakukan pengajaran menggunakan metode yang baik dan tidak memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan oleh Nabi sesuai dalam banyak hadis yang menyebutkan tentang metode pengajaran. 

B.      Metode Pendidikan Rasulullah Saw.[1]
Rasulullah Saw. adalah pendidik pertama dan terutama di dunia pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai mukzizat luar biasa, yang manusia apa dan dimana pun tidak dapat melakukan hal yang sama. 
Menurut Najib Khalid al-Amar dalam bukunya, Tabiyyah Islamiyah bahwa metode pendidikan Islam yang dilakukan Rasulullah Saw. pada periode Mekah dan Madinah ialah:
a.       Melalui teguran langsung
b.       Melalui sindiran
c.       Pemutusan dari jamaah
d.       Melalui pemukulan
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa yunani yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian. Menurut istilah (terminologi), metode adalah aaran yang memberikan uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa digunakan dalam penyelidikan keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah kelogisan penelitian ilmiah, sistem tentang prosedur dan teknik riset. Sedangkan yang dimaksud dengan metode pengajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pengajaran.
Metode pendidikan rasulullah saw lebih fokus pada usaha menyucikan manusia, yang menghormati dan mengilhami nalar, dan membimbing nalar menuju tingkatan di bawah bimbingan wahyu.
Dalam mendidik para sahabatnya, setidaknya Rasulullah saw. menggunakan beberapaa metode pengajaran, yaitu :
a.     Ceramah
 Ceramah yaitu suatu cara mengajar dengan penyajian materi melalui penuturan dan penerangan lisan oleh guru kepada siswa. Hasil yang hendak dicapai dalam metode ini adalah meningkatnya ketakwaan dan perbaikan sikap, cara berfikir, dan bertingkah laku. Yang menarik dari ceramah rasulullah Saw adalah beliau sampaikan ceramah itu dengan menyentuh hati semua pendengar, dan sangat membantu sahabat dalam meningkatkan nilai ketakwaan mereka. Rasulullah benar-benar dapat menyentuh hati mereka, dan mereka menghayati betul apa yang disampaikan beliau.dari penjelasan sederhana diatas, dapat disimpulkan bahwa ceramah yang baik adalah ceramah yang dapat mempengaruhi diri para pendengar, yang dengan pengaruh itu para pendengar dapat menangkap isi materi yang disampaikan dan dapat menerapkannya dengan baik.
b.    Dialog
Dalam berdialog, rasulullah saw berbicara kepada orang lain sesuai dengan kadar intelektual mereka, rasulullah benar-benar berbicara kepada mereka yang hadir dengan bahasa yang dapat ditangkap pengertiannya. Sehingga seorang arab pedalaman dengan kekerasan karakternya mampu memahami. Disamping itu juga beliau memperhatikan daya tangkap dan kecerdasan. Kepada orang yang cerdas terkadang beliau cukup memberikan isyarat.
 Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, dilakukannya metode dialog yang disertai tanya jawab bertujuan membantu manusia (dalam hal ini adalah peserta didik) dalam menemukan kebenaran
c.     Diskusi dan Tanya Jawab
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahakan masalah. Dengan kata lain dalam metode ini peserta didik mempelajari sesuatu melalui cara musyawarah diantara sesama mereka dibawah pimpinan atau bimbingan guru. Rasulullah saw menggunakan metode ini untuk memecahkan beberapa permasalahan penting misalnya dalam menentukan strategi yang dipakai dalam perang Khandaq, atau tentang hukuman yang akan diberikan kepada tawanan perang Badar. Dalam dunia pendidikan, diskusi merupakan latihan bagi peserta didik untuk berani berpendapat dan mampu menghormati pendapat orang lain.
d.    Demonstrasi
Menurut Hadari Nawawi, metode demonstrasi adalah proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan memperlihatkan suatu proses pada sejumlah peserta didik. Sebagai seorang pengajar, rasulullah saw juga menggunakan metode demonstrasi untuk mengajarkan ibadah yang berstatus wajib seperti sholat. Sesuai dengan sabda beliau “ sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat ”.
e.     Pemberian Tugas
Metode mengajar Balance in Capacity artinya seorang pendidik dalam pemberian tugas dan menjelaskan sesuatu harus disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh anak didik. Rasulullah saw. biasanya menggunakan metode in untuk memberikan pengalaman kepada sahabat. Misalnya beliau memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit agar belajar bahasa non arab, yang semata-mata bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada Zaid bin Tsabit dan kedepan dapat membantu para sahabat dalam belajar memahami bahasa asing.

Menurut Ummu (2010;196) ada delapan metode pembelajaran dalam pendidikan, yaitu :
1.       Metode Keteladanan
Keteladanan yang baik lagi shalih adalah saran terpenting dalam pendidikan. Ia memiliki pengaruh yang sangat besar. Namun, ketidak sesuaian anatar ucapan dan perbuatan akan menjadi racun dalam pendidikan. Allah Swt. Telahmencela para pendidik yang perbuatannya mneyelisishi ucapannya.





“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewaiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir” (QS. Al Baqarah:44)
2.       Bimbingan dan Nasehat
Bimbing dan nasehati anak dengan penuh kasih sayang. Sebab jiwa anak akan terpengaruh dengan kata-kata yang disampaikan kepadanya, apalagi jika kata-kata itu dihiasi dengan keindahan, kelembutan dan kasih sayang. Nasehat yang baik termasuk sarana yang menghubungkan jiwa seseorang dengan cepat. Sebagaimana ungkapan hikmah yang mengatakan, “Bicaralah dari hati niscaya ucapanmu akan masuk ke dalam hati”. Dalam Al Qur’an banyak nasehat yang dapat kita petik, salah satunya :
Allah berfirman :




“Dan ucapkanlanh kata-kata yang aik kepada manusia.” (Q.S Al Baqarah:83)
Agar nasehat membawa perbaikan maka perhatikanlah hal-hal berikut ini:
a.       Ulang-ulangilah nasehat karena tabiat manusia adala lupa.
b.       Pilihlah waktu yang tepat, yaitu waktu ketika kondisi kejwaannya dalam keadaan kondusif.
c.       Gunakanlah kata-kata yang mudah dan dapat dipahami sesuai dengan usia anak serta daya tangkap dan nalarnya. Ali bin Abi Thalib r.a. berkaata :
“Berbicaralah kepada manusia dengan apa yang dapat mereka fahami, apakah kalian suka kalu mereka nanti mendustai Allah dan Rasul-Nya?” (H.R. Bukhari).
3.       Kisah dan Cerita
Kisah termasuk saran pendidikan yang efektif. Sebab ia dapat mempengaruhi perasaan dengan kuat. Ia uga dapat menadi khayalan berpindah bersama kisah-kish yang nyata. Allah Swt. Juga menggunakan metode ini dalam mendidik, mengajar, dan mengarahkan. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. Menyebutkan tentang kisah-kisah para nabi dan rasul. Dia berfirman :






“Dan Semua Kisah dari Rasul-Nya Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Huud:120).
Kisah dan cerita uga dapat mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Akan mencipatakn kehangatan dan keakraban tersendiri, sehingga akan membantu kelancaran komunikasi.
4.       Mengambil Pelajaran dari berbagai peristiwa dan kejadian
Peristiwa keseharian akan memberi pengaruh sikap terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami anak. Pendidik yang cerdas sangat menginginkan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya, tidk akan membiarkan suatu kejadian melintas begitu saja tanpa mengambil pelajaran darinya untuk ia sampaikan kepada anak-anaknya. Peristiwa-peristiwa kehidupan termasuk saran-saran terpenting dalam mendidik, karena memiliki pengaruh yang besar bagi anak. Dalam Al- Qur’an diturunkan berangsur-angsur menurut peristiwa yang terjadi agar lebih mengakar dalam hari manusia.
5.       Metode pembiasaan
Dengan pembiasaan maka urusan yang banyak akan menjadi mudah. Baik urusan agama sampai urusan yang kecil, dari urusan yang penting sampai yang sepele, dan dari urusan yang sifatnya pribadi sampai tanggung jawab yang berkaitan dengan orang lain.
6.       Memanfaatkan waktu luang
Rasulullah Saw. bersabda :
“Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dengannya: kesehatan dan waktu luang.” (H.R Al-Bukhari)
Hadits ini menunjukan bahwa waktu luang adalah nikmat bila kita memanfaatkannya. Namun jika tidak, maka hal itu akan menjadi kerugian dan hukuman, serta penyesalan didunia dan akhirat. Dorongan anak untuk mengisi waktu luang kosong dengan kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat hingga tidak dimasuki oleh keburukan, kerusakan dan kesesatan. Berikan pengarahan yang benar dalam jalur kebaikan.
7.       Pemberian motivasi
Motivasi yang terus-menerus akan menungkatkan kreatifitas anak dalam melakukan kebaikan dan hal yang bermanfaat. Dampingi terus menerus dan berikan dukungan sebaik-baiknya. Motivasi ini bisa berbentuk bahasa kata-kata ataupun bahasa tubuh. Dengan memberikan dukungan moril maupun materil.
8.       Pemberian hukuman
Pendidikan dengan pemberian hukuman ini hendaknya bermula dari ancaman hingga berakhir pada penatuhan sanksi. Jika ternyata anak tidak menghiraukan, maka sanksi harus benar-benar kita jatuhkan. Dengan demikian akan tertanam dalam jiwa anak ancaman kita sungguh-sungguh dan bukan main-main.
Demikianlah metode yang Allah Swt. Sebutkan dalam firman-Nya :








“Wanita-wanita yang kamu khawatir nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanllah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahakannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Q.S. An-Nissa’:34)

 C.     Hadits-hadits Metode Pendidikan[2]
1.       Perintah Mempermudah dan Mengompakkan Peserta Didik
عن ابي بُرْدَةَ عن ابي موسى قال كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم اِذَا بَعَثَ اَحَدًا مِنْ اَصْحَا بِهِ فِي بَعْدِ اَمْرِهِ قال بَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا وَيَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْ ( اخرجه مسلم في الجهاد )
“Dari abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW jika mengutus salah seorang sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda: “ buatlah mereka bahagia dan jangan kau buat takut, dan permudahlah jangan kau persulit”. ( H.R Muslim dalam kitab jihad )
Dengan demikian dalam menyampaikan pengajaran yang baik  di tuntut untuk tidak menggunakan metode yang memberatkan dan membuat siswa itu tertekan, tetapi menggunakan cara/metode yang menyenangkan dan mudah. Abdurrahman Mas’ud dalam menggagas konsep  pendidikan islam yang lebih maju menunjuk metode reward lebih baik daripada metode punishment. Karena penggunaan metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid merasa tertantang dalam meningkatkan prestasi. Oleh karena itu, dalam melakukan pengajaran menggunakan metode yang baik dan tidak memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan oleh Nabi sesuai dalam banyak hadis yang menyebutkan tentang metode pengajaran. 
2.       Pembicaraan Bila Perlu Diulang
عن انس بن مالك انّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم كَانَ اِذَا سَلَّمَ سَلّمَ ثَلَا ثًا وَاِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ اَعَادَ هَا ثَلَا ثًا.( اخرجه مسلم فى الاستئذان و الادب)
“Dari Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah SAW jika memberi salam Ia memberi salam tiga kali, dan jika berbicara suatu kalimat nabi mengulanginya tiga kali.
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari  interaksi dengan lingkungannya. Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan atau latihan atau praktek yang diulang-ulang.
Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.
Pelajaran lain yang kita temukan dalam sirah Rasul kita yang mulia adalah pada beberapa situasi dan kondisi tertentu, beliau mengulangi perkataannya saat memberikan pelajaran. Setidaknya ada tiga bentuk pengulangan yang pernah beliau lakukan:
1.       Mengulangi perkataan karena adanya permintaan;
2.        Mengulangi perkataan tanpa adanya permintaan dalam satu kesempatan yang sama;
3.       Mengulangi perkataan tanpa adanya permintaan dalam kesempatan yang berbeda.

3.       Kedudukan Rasul dan Penanggung Jawab Anak Yatim di Surga
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم كَا فِلُ الْيَتِيْمِ لَهُ اَوْ لِغَيْرِهِ اَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي اْلجَنَّةِ وَاَشَارَ مَا لِكٌ بِالسَّبَا بَةِ. ( اخرجه مسلم في الزهد والرقا ئق (
Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “orang yang mencukupi anak yatim miliknya atau milik orang lain, Aku dan orang yang menanggung (mengurusi) anak yatim berada di Surga adalah seperti ini.’ Imam malik  mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (HR. al-Bukhari dari Sahabat Sahl bin Sa’d).
Dalam hal ini Nabi menggambarkan kedudukan seorang yang menanggung kehidupan Anak yatim akan berada dalam surga seperti di isyaratkan menggunakan kedua jari beliau.
Adakalanya Nabi yang mulia menyampaikan pelajaran dan pengajarannya pada para sahabatnya  melalui perumpamaan atau tamsil. Adapun tujuan di buatnya perumpamaan sebagaimana di jelaskan di atas ialah untuk memahamkan sesuatu yang bersifat abstrak ( kepada orang yang diajak berbicara) dengan cara menyerupakan kepada sesuatu yang bersifat konkret. Atau, menyerupakan sesuatu yang bersifat konkret dengan sesuatu yang bersifat konkret yang lebih jelas.

4.       Orang Laki-laki dan Anjing Kehausan
عن ابي هريرة رضي الله عنه انّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قا ل: (بيَنَا رَجُلٍ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَليْهِ اْلعَطَشُ, فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مَنْها, ثُمَّ خَرَجَ فَاءِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَئْا كُلُ الثَّرَى مِنَ اْلعَطَشِ, فقال : لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِى بَلَغَ بِيْ. فَمَلَاءَ خُفَّهُ ثُمَّ اَمْسَكَهُ بِفِيْهِ, ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ, فَشَكَرَالله لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ). قا ل : يا رسول الله وَاِنَّ لَنَا فِي البَهَا ئِمِ اَجْرًا ؟. قا ل : ( فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ اَجْرًا). (اخرجه البخا ري في المشقا ت )
“Dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. Bersabda: suatu Ketika seorang lelaki yang melakukan perjalanan pada  tengah jalan, seorang laki-laki itu mengalami kehausan yang sangat. Dia turun ke suatu sumur dan meminum darinya. Tatkala ia keluar tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang sedang kehausan sehingga menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah yang basah. Orang itu berkata: “Sungguh anjing ini telah tertimpa (dahaga) seperti yang telah menimpaku.” Ia (turun lagi ke sumur) untuk memenuhi sepatu kulitnya (dengan air) kemudian memegang sepatu itu dengan mulutnya lalu naik dan memberi minum anjing tersebut. Maka Allah berterima kasih terhadap perbuatannya dan memberikan ampunan kepadanya.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasullulah, apakah kita mendapat pahala (bila berbuat baik) pada binatang?” Beliau bersabda: “Pada setiap yang memiliki hati yang basah maka ada pahala.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab Musaqat).
Cerita termasuk salah satu media pengajaran yang sukses. Ia merupakan suatu cara pendidikan yang disenangi anak-anak dan orang dewasa. Metode kisah sangat penting, karena Kisah selalu memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya, selanjutnya akan menimbulkan kesan dalam hati. Mendidik rasa keimanan dengan cara membangkitkan berbagai perasaan seperti kauf, rido dan cinta, melibatkan pembaca atau pendengar ke dalam kisah itu sehingga terlibat secara emosional.


BAB III
PENUTUP
   A.     Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian. Menurut istilah (terminologi), metode adalah aaran yang memberikan uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Sedangkan yang dimaksud dengan metode pengajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pengajaran.
·         Adapun metode-metode yang digunakan Rasulullah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada para sahabatnya yaitu sebagai berikut :
1.       Ceramah
2.       Dialog
3.       Diskusi dan Tanya Jawab
4.       Demonstrasi
5.       Pemberian Tugas
·         Menurut Ummu (2010;196) ada delapan metode pembelajaran dalam pendidikan, yaitu
1.       Metode Keteladanan
2.       Bimbingan dan Nasehat
3.       Kisah dan Cerita
4.       Mengambil Pelajaran dari berbagai peristiwa dan kejadian
5.       Metode pembiasaan
6.       Memanfaatkan waktu luang
7.       Pemberian motivasi
8.       Pemberian hukuman
·         Dalam hadits-hadits yang termuat dalam makalah menyimpulkan bahwasanya metode pengajaran dapat pula menggunakan yang mudah, diulang-ulang, dapat menggunakan perumpaan serta cerita atau kisah.
   B.      Saran
Penulis mengharapkan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta semoga pembaca mampu mencapai tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Khalfiah, Yuliani, Modul Mata Kuliah Hadits Tarbawi, 2014. Palangka Raya: STAIN.
Ihsan, Ummu, Ihsan Al-Atsary, Abu, 2010.Mencetak Generasi Rabbani. Bogor : Pustaka Darul Ilmi
Zaairul Haq, Muhammad, 2010. Muhammad Saw Sebagai Guru. Jawa Tengah : Kreasi Wacana
Hadist_Tarbawi_Metode_Pendidikan_Menurut_Rasulullah_Saw___Islamic_Centre.Html


[1] Muhammad Zaairul Haq, Muhammad SAW. sebagai Guru, (Kreasi Wacana: Jawa Tengah, 2010). 144-199
[2] Http:// HADIST_TARBAWI_METODE_PENDIDIKAN_MENURUT_RASULULLAH_SAW___Islamic_Centre.html
  
Share:

No comments:

Post a Comment

JOIN US !

JOIN US !

KONTAK REDAKSI

Jl. Raya Kepuharjo 18A PPAI An-Nahdliyah
Karangploso Malang. Kode Pos : 65162.
Contac Person : 081282577492 - 081235248670