BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam menghendaki agar manusia dididik
supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah
digariskan oleh Allah. Akan tetapi pendidikan Islam disini mencakup pengajaran
umum dan pengajaran agama, yang didasari dengan langkah-langkah mengajar yang
disebut dengan metode pengajaran. Dalam pendidikan Islam, pengajaran agama
Islam mencakup pembinaan keterampilan, kognitif, dan afektif yang menyangkut
pembinaan rasa Iman, rasa beragama pada umumnya. Adapun metode pendidikan Islam
yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan
atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Dengan penggunaan metode yang tepat memungkinkan
semakin mudah untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. Dalam beberapa cuplikan hadis dalam makalah yang akan kami
sampaikan ini.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini ialah :
a. Bagaimana hadist tentang metode menciptakan situasi
yang menyenangkan dalam pendidikan islam?
b. Apa saja metode pengajaran pendidikan berdasarkan
hadits rasulullah?
c. Apa saja dalil al qur’an yang menjelaskan tentang
metode pengajaran dalam islam?
C.
Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah :
a.
Mengetahui cara menciptakan situasi yang menyenangkan
dalam pendidikan islam.
b.
Mengetahui metode metode pengajaran pendidikan
berdasarkan hadits rasulullah.
c.
Mengetahui dalil qur’an yang menjelaskan tentang
metode pengajaran dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Materi Hadits Utama
عن ابي
بُرْدَةَ عن ابي موسى قال كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم اِذَا بَعَثَ
اَحَدًا مِنْ اَصْحَا بِهِ فِي بَعْدِ اَمْرِهِ قال بَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا
وَيَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْ (
اخرجه مسلم في الجهاد )
“Dari abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW
jika mengutus salah seorang sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda: “
buatlah mereka bahagia dan jangan kau buat takut, dan permudahlah jangan kau
persulit”. ( H.R Muslim dalam kitab jihad ).
-
Mufradat
بَشِّرُوا berilah berita gembira
وَلاَ تُنَفِّرُوا janganlah membuat gelisah hingga meninggalkan
وَيَسِّرُوا Berilah kemudahan
وَلاَ تُعَسِّرُا janganlah mempersulit
·
Penguraian Hadits
a.
Perintah Mempermudah dan Mengompakkan Murid
Di
dalam hadis tersebut terdapat perkara yang terkandung di dalamnya berupa
memudahkan dalam segala urusan, meninggalkan sesuatu yang memberatkan.
Teladan
penting yang perlu kita teladani dari seorang pendidik yang diabaikan dalam
sirah Nabi kita yang mulia adalah tidak pernah memberatkan murid. Sebaliknya,
beliau selalu memberikan kemudahan kepada mereka; sebagaimana yang beliau
tuturkan sendiri.
Imam
Muslim Meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah dari Nabi, bahwa beliau bersabda :
عن
جابر ابن عبدالله عن النبى صلى الله عليه وسلم قال: اِنِّ الله َلَمْ يَبْعَثْنِيْ
مُعَنَتِّاً وَلَكِنْ بَعَثَنِيْ مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا ( رواه مسلم )
Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi SAW.
“Sesungguhnya Allah tidak mengutusku sebagai orang yang menyusahkan (hamba-Nya)
dan orang yang mencari-cari kesalahan. Akan tetapi, Dia mengutusku sebagai
seorang guru yang memberi kemudahan”
Imam
Muhammad bin Khulaif al-Wasytaany dalam
syarah “Mukammilul Ikmalul mu’allim” dalam Shohih Muslim mengatakan
bahwa Dalam hadis tersebut terdapat perkara yang wajib yang berupa mempermudah
dalam berbagai perkara, lemah lembut terhadap Manusia yang bisa menambahkan
iman, dan meninggalkan keberatan yang menyebabkan takutnya hati. Apalagi kepada
orang yang masanya dekat dengan iman.
Dengan
demikian dalam menyampaikan pengajaran yang baik di tuntut untuk tidak menggunakan metode yang
memberatkan dan membuat siswa itu tertekan, tetapi menggunakan cara/metode yang
menyenangkan dan mudah. Abdurrahman Mas’ud dalam menggagas konsep pendidikan islam yang lebih maju menunjuk
metode reward lebih baik daripada metode punishment. Karena
penggunaan metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid merasa
tertantang dalam meningkatkan prestasi.
Nabi
Muhammad adalah sebagai bashir ( pemberi kabar gembira), kehadirannya
sebagai bashir dalam proses pendidikan islam tampak lebih
dominan dan signifikan. Sebagai bashir,
yakni tokoh yang membawa berita gembira dan keselamatan lahir batin ,
Nabi tidak menawarkan reward dalam bentuk materi, tetapi merangsang
kecerdasan para murid, memperhalus budi pekerti, dam mempertajam spiritual
keagamaan mereka.
Implikasi
status bashir dalam pendidikan islam adalah bahwa seorang guru, seperti
Nabi Muhammad, harus bertindak sebagai promoter of learning, baik di
dalam maupun di luar kelas, serta harus mampu berinteraksi dengan siswa secara
antusias dan penuh kasih sayang. Dengan prinsip ini , hukuman fisik bagi siswa
merupakan hal yang tidak populer dalam kamus pendidikan islam.
Oleh
karena itu dalam melakukan pengajaran menggunakan metode yang baik dan tidak
memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan oleh Nabi sesuai dalam
banyak hadis yang menyebutkan tentang metode pengajaran.
B.
Metode Pendidikan
Rasulullah Saw.[1]
Rasulullah
Saw. adalah pendidik pertama dan terutama di dunia pendidikan Islam. Proses
transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan
bimbingan emosional yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai mukzizat luar
biasa, yang manusia apa dan dimana pun tidak dapat melakukan hal yang
sama.
Menurut
Najib Khalid al-Amar dalam bukunya, Tabiyyah Islamiyah bahwa metode pendidikan
Islam yang dilakukan Rasulullah Saw. pada periode Mekah dan Madinah ialah:
a.
Melalui teguran langsung
b.
Melalui sindiran
c.
Pemutusan dari jamaah
d.
Melalui pemukulan
Menurut bahasa
(etimologi), metode berasal dari bahasa yunani yaitu meta (sepanjang), hodos
(jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang
ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode
berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut
pengajaran atau penelitian. Menurut istilah (terminologi), metode adalah aaran
yang memberikan uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa digunakan
dalam penyelidikan keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah
kelogisan penelitian ilmiah, sistem tentang prosedur dan teknik riset.
Sedangkan yang dimaksud dengan metode pengajaran adalah cara yang digunakan
guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pengajaran.
Metode pendidikan
rasulullah saw lebih fokus pada usaha menyucikan manusia, yang menghormati dan
mengilhami nalar, dan membimbing nalar menuju tingkatan di bawah bimbingan
wahyu.
Dalam mendidik para
sahabatnya, setidaknya Rasulullah saw. menggunakan beberapaa metode pengajaran,
yaitu :
a.
Ceramah
Ceramah yaitu suatu cara mengajar dengan
penyajian materi melalui penuturan dan penerangan lisan oleh guru kepada siswa.
Hasil yang hendak dicapai dalam metode ini adalah meningkatnya ketakwaan dan
perbaikan sikap, cara berfikir, dan bertingkah laku. Yang menarik dari ceramah
rasulullah Saw adalah beliau sampaikan ceramah itu dengan menyentuh hati semua
pendengar, dan sangat membantu sahabat dalam meningkatkan nilai ketakwaan
mereka. Rasulullah benar-benar dapat menyentuh hati mereka, dan mereka
menghayati betul apa yang disampaikan beliau.dari penjelasan sederhana diatas,
dapat disimpulkan bahwa ceramah yang baik adalah ceramah yang dapat
mempengaruhi diri para pendengar, yang dengan pengaruh itu para pendengar dapat
menangkap isi materi yang disampaikan dan dapat menerapkannya dengan baik.
b.
Dialog
Dalam berdialog, rasulullah saw
berbicara kepada orang lain sesuai dengan kadar intelektual mereka, rasulullah
benar-benar berbicara kepada mereka yang hadir dengan bahasa yang dapat
ditangkap pengertiannya. Sehingga seorang arab pedalaman dengan kekerasan
karakternya mampu memahami. Disamping itu juga beliau memperhatikan daya
tangkap dan kecerdasan. Kepada orang yang cerdas terkadang beliau cukup
memberikan isyarat.
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah,
dilakukannya metode dialog yang disertai tanya jawab bertujuan membantu manusia
(dalam hal ini adalah peserta didik) dalam menemukan kebenaran
c.
Diskusi dan Tanya Jawab
Metode diskusi adalah suatu cara
penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahakan masalah. Dengan kata
lain dalam metode ini peserta didik mempelajari sesuatu melalui cara musyawarah
diantara sesama mereka dibawah pimpinan atau bimbingan guru. Rasulullah saw
menggunakan metode ini untuk memecahkan beberapa permasalahan penting misalnya
dalam menentukan strategi yang dipakai dalam perang Khandaq, atau tentang
hukuman yang akan diberikan kepada tawanan perang Badar. Dalam dunia
pendidikan, diskusi merupakan latihan bagi peserta didik untuk berani
berpendapat dan mampu menghormati pendapat orang lain.
d.
Demonstrasi
Menurut Hadari Nawawi, metode
demonstrasi adalah proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan
memperlihatkan suatu proses pada sejumlah peserta didik. Sebagai seorang
pengajar, rasulullah saw juga menggunakan metode demonstrasi untuk mengajarkan
ibadah yang berstatus wajib seperti sholat. Sesuai dengan sabda beliau “ sholatlah
kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat ”.
e.
Pemberian Tugas
Metode mengajar Balance in
Capacity artinya seorang pendidik dalam pemberian tugas dan menjelaskan
sesuatu harus disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh
anak didik. Rasulullah saw. biasanya menggunakan metode in untuk memberikan
pengalaman kepada sahabat. Misalnya beliau memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit
agar belajar bahasa non arab, yang semata-mata bertujuan untuk memberikan
pengalaman kepada Zaid bin Tsabit dan kedepan dapat membantu para sahabat dalam
belajar memahami bahasa asing.
Menurut Ummu (2010;196) ada delapan
metode pembelajaran dalam pendidikan, yaitu :
1.
Metode Keteladanan
Keteladanan
yang baik lagi shalih adalah saran terpenting dalam pendidikan. Ia memiliki
pengaruh yang sangat besar. Namun, ketidak sesuaian anatar ucapan dan perbuatan
akan menjadi racun dalam pendidikan. Allah Swt. Telahmencela para pendidik yang
perbuatannya mneyelisishi ucapannya.
“Mengapa kamu suruh orang lain
(mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewaiban)mu sendiri,
padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir” (QS. Al
Baqarah:44)
2.
Bimbingan dan Nasehat
Bimbing
dan nasehati anak dengan penuh kasih sayang. Sebab jiwa anak akan terpengaruh
dengan kata-kata yang disampaikan kepadanya, apalagi jika kata-kata itu dihiasi
dengan keindahan, kelembutan dan kasih sayang. Nasehat yang baik termasuk
sarana yang menghubungkan jiwa seseorang dengan cepat. Sebagaimana ungkapan
hikmah yang mengatakan, “Bicaralah dari hati niscaya ucapanmu akan masuk ke
dalam hati”. Dalam Al Qur’an banyak nasehat yang dapat kita petik, salah
satunya :
Allah
berfirman :
“Dan ucapkanlanh kata-kata yang aik
kepada manusia.” (Q.S Al Baqarah:83)
Agar
nasehat membawa perbaikan maka perhatikanlah hal-hal berikut ini:
a.
Ulang-ulangilah nasehat karena tabiat manusia adala
lupa.
b.
Pilihlah waktu yang tepat, yaitu waktu ketika kondisi
kejwaannya dalam keadaan kondusif.
c.
Gunakanlah kata-kata yang mudah dan dapat dipahami
sesuai dengan usia anak serta daya tangkap dan nalarnya. Ali bin Abi Thalib
r.a. berkaata :
“Berbicaralah kepada manusia dengan
apa yang dapat mereka fahami, apakah kalian suka kalu mereka nanti mendustai
Allah dan Rasul-Nya?” (H.R. Bukhari).
3.
Kisah dan Cerita
Kisah
termasuk saran pendidikan yang efektif. Sebab ia dapat mempengaruhi perasaan
dengan kuat. Ia uga dapat menadi khayalan berpindah bersama kisah-kish yang
nyata. Allah Swt. Juga menggunakan metode ini dalam mendidik, mengajar, dan
mengarahkan. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. Menyebutkan tentang kisah-kisah para
nabi dan rasul. Dia berfirman :
Kisah
dan cerita uga dapat mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Akan
mencipatakn kehangatan dan keakraban tersendiri, sehingga akan membantu
kelancaran komunikasi.
4.
Mengambil Pelajaran dari berbagai peristiwa dan
kejadian
Peristiwa
keseharian akan memberi pengaruh sikap terhadap peristiwa-peristiwa yang
dialami anak. Pendidik yang cerdas sangat menginginkan pendidikan terbaik bagi
anak-anaknya, tidk akan membiarkan suatu kejadian melintas begitu saja tanpa mengambil
pelajaran darinya untuk ia sampaikan kepada anak-anaknya. Peristiwa-peristiwa
kehidupan termasuk saran-saran terpenting dalam mendidik, karena memiliki
pengaruh yang besar bagi anak. Dalam Al- Qur’an diturunkan berangsur-angsur
menurut peristiwa yang terjadi agar lebih mengakar dalam hari manusia.
5.
Metode pembiasaan
Dengan
pembiasaan maka urusan yang banyak akan menjadi mudah. Baik urusan agama sampai
urusan yang kecil, dari urusan yang penting sampai yang sepele, dan dari urusan
yang sifatnya pribadi sampai tanggung jawab yang berkaitan dengan orang lain.
6.
Memanfaatkan waktu luang
Rasulullah
Saw. bersabda :
“Dua nikmat yang kebanyakan manusia
tertipu dengannya: kesehatan dan waktu luang.” (H.R Al-Bukhari)
Hadits
ini menunjukan bahwa waktu luang adalah nikmat bila kita memanfaatkannya. Namun
jika tidak, maka hal itu akan menjadi kerugian dan hukuman, serta penyesalan
didunia dan akhirat. Dorongan anak untuk mengisi waktu luang kosong dengan
kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat hingga tidak dimasuki oleh keburukan,
kerusakan dan kesesatan. Berikan pengarahan yang benar dalam jalur kebaikan.
7.
Pemberian motivasi
Motivasi
yang terus-menerus akan menungkatkan kreatifitas anak dalam melakukan kebaikan
dan hal yang bermanfaat. Dampingi terus menerus dan berikan dukungan
sebaik-baiknya. Motivasi ini bisa berbentuk bahasa kata-kata ataupun bahasa
tubuh. Dengan memberikan dukungan moril maupun materil.
8.
Pemberian hukuman
Pendidikan
dengan pemberian hukuman ini hendaknya bermula dari ancaman hingga berakhir
pada penatuhan sanksi. Jika ternyata anak tidak menghiraukan, maka sanksi harus
benar-benar kita jatuhkan. Dengan demikian akan tertanam dalam jiwa anak
ancaman kita sungguh-sungguh dan bukan main-main.
Demikianlah
metode yang Allah Swt. Sebutkan dalam firman-Nya :
“Wanita-wanita yang kamu khawatir
nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanllah mereka di tempat tidur
mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahakannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar.” (Q.S.
An-Nissa’:34)
C.
Hadits-hadits Metode
Pendidikan[2]
1.
Perintah Mempermudah dan Mengompakkan Peserta
Didik
عن ابي
بُرْدَةَ عن ابي موسى قال كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم اِذَا بَعَثَ
اَحَدًا مِنْ اَصْحَا بِهِ فِي بَعْدِ اَمْرِهِ قال بَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا
وَيَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْ (
اخرجه مسلم في الجهاد )
“Dari
abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW jika mengutus salah seorang
sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda: “ buatlah mereka bahagia dan
jangan kau buat takut, dan permudahlah jangan kau persulit”. ( H.R Muslim dalam
kitab jihad )
Dengan
demikian dalam menyampaikan pengajaran yang baik di tuntut untuk tidak menggunakan metode yang
memberatkan dan membuat siswa itu tertekan, tetapi menggunakan cara/metode yang
menyenangkan dan mudah. Abdurrahman Mas’ud dalam menggagas konsep pendidikan islam yang lebih maju menunjuk metode
reward lebih baik daripada metode punishment. Karena penggunaan
metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid merasa tertantang dalam
meningkatkan prestasi. Oleh karena itu, dalam melakukan pengajaran menggunakan
metode yang baik dan tidak memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan
oleh Nabi sesuai dalam banyak hadis yang menyebutkan tentang metode
pengajaran.
2.
Pembicaraan Bila Perlu Diulang
عن انس بن
مالك انّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم كَانَ اِذَا سَلَّمَ سَلّمَ ثَلَا ثًا
وَاِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ اَعَادَ هَا ثَلَا ثًا.( اخرجه مسلم فى الاستئذان و
الادب)
“Dari
Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah SAW jika memberi salam Ia memberi salam
tiga kali, dan jika berbicara suatu kalimat nabi mengulanginya tiga kali.
Belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Satu proses
yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan atau latihan atau praktek
yang diulang-ulang.
Proses
pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan
melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau
kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah
saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.
Pelajaran
lain yang kita temukan dalam sirah Rasul kita yang mulia adalah pada beberapa
situasi dan kondisi tertentu, beliau mengulangi perkataannya saat memberikan
pelajaran. Setidaknya ada tiga bentuk pengulangan yang pernah beliau lakukan:
1. Mengulangi perkataan karena adanya
permintaan;
2. Mengulangi perkataan tanpa adanya permintaan
dalam satu kesempatan yang sama;
3. Mengulangi perkataan tanpa adanya
permintaan dalam kesempatan yang berbeda.
3.
Kedudukan Rasul dan Penanggung Jawab Anak Yatim di
Surga
عن ابي هريرة
رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم كَا فِلُ الْيَتِيْمِ لَهُ
اَوْ لِغَيْرِهِ اَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي اْلجَنَّةِ وَاَشَارَ مَا لِكٌ
بِالسَّبَا بَةِ. ( اخرجه مسلم في الزهد والرقا ئق (
Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda, “orang yang mencukupi anak yatim miliknya atau milik orang lain, Aku
dan orang yang menanggung (mengurusi) anak yatim berada di Surga adalah seperti
ini.’ Imam malik mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari
tengahnya.” (HR. al-Bukhari dari Sahabat Sahl bin Sa’d).
Dalam hal
ini Nabi menggambarkan kedudukan seorang yang menanggung kehidupan Anak yatim
akan berada dalam surga seperti di isyaratkan menggunakan kedua jari beliau.
Adakalanya
Nabi yang mulia menyampaikan pelajaran dan pengajarannya pada para
sahabatnya melalui perumpamaan atau
tamsil. Adapun tujuan di buatnya perumpamaan sebagaimana di jelaskan di atas
ialah untuk memahamkan sesuatu yang bersifat abstrak ( kepada orang yang diajak
berbicara) dengan cara menyerupakan kepada sesuatu yang bersifat konkret. Atau,
menyerupakan sesuatu yang bersifat konkret dengan sesuatu yang bersifat konkret
yang lebih jelas.
4.
Orang Laki-laki dan Anjing Kehausan
عن ابي هريرة
رضي الله عنه انّ رسولَ الله صلى الله عليه
وسلم قا
ل: (بيَنَا رَجُلٍ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَليْهِ اْلعَطَشُ, فَنَزَلَ بِئْرًا
فَشَرِبَ مَنْها, ثُمَّ خَرَجَ فَاءِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَئْا كُلُ
الثَّرَى مِنَ اْلعَطَشِ, فقال : لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِى بَلَغَ بِيْ.
فَمَلَاءَ خُفَّهُ ثُمَّ اَمْسَكَهُ بِفِيْهِ, ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ,
فَشَكَرَالله لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ). قا ل : يا رسول الله وَاِنَّ لَنَا فِي
البَهَا ئِمِ اَجْرًا ؟. قا ل : ( فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ اَجْرًا). (اخرجه البخا
ري في المشقا ت )
“Dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya
Nabi Muhammad SAW. Bersabda: suatu Ketika seorang lelaki yang melakukan
perjalanan pada tengah jalan, seorang
laki-laki itu mengalami kehausan yang sangat. Dia turun ke suatu sumur dan
meminum darinya. Tatkala ia keluar tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang
sedang kehausan sehingga menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah yang basah.
Orang itu berkata: “Sungguh anjing ini telah tertimpa (dahaga) seperti yang
telah menimpaku.” Ia (turun lagi ke sumur) untuk memenuhi sepatu kulitnya
(dengan air) kemudian memegang sepatu itu dengan mulutnya lalu naik dan memberi
minum anjing tersebut. Maka Allah berterima kasih terhadap perbuatannya dan
memberikan ampunan kepadanya.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasullulah, apakah
kita mendapat pahala (bila berbuat baik) pada binatang?” Beliau bersabda: “Pada
setiap yang memiliki hati yang basah maka ada pahala.” (HR. Al-Bukhari dalam
kitab Musaqat).
Cerita
termasuk salah satu media pengajaran yang sukses. Ia merupakan suatu cara
pendidikan yang disenangi anak-anak dan orang dewasa. Metode kisah sangat
penting, karena Kisah selalu memikat karena mengundang pembaca atau pendengar
untuk mengikuti peristiwanya, selanjutnya akan menimbulkan kesan dalam hati. Mendidik
rasa keimanan dengan cara membangkitkan berbagai perasaan seperti kauf, rido
dan cinta, melibatkan pembaca atau pendengar ke dalam kisah itu sehingga
terlibat secara emosional.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas maka
penulis dapat menyimpulkan bahwasanya metode
adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu
disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
Menurut istilah (terminologi), metode adalah aaran yang memberikan uraian,
penjelasan, dan penentuan nilai. Sedangkan yang dimaksud dengan metode
pengajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsung pengajaran.
·
Adapun metode-metode yang digunakan Rasulullah dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada para sahabatnya yaitu sebagai berikut :
1.
Ceramah
2.
Dialog
3.
Diskusi dan Tanya Jawab
4.
Demonstrasi
5.
Pemberian Tugas
·
Menurut Ummu (2010;196) ada delapan metode
pembelajaran dalam pendidikan, yaitu
1.
Metode Keteladanan
2.
Bimbingan dan Nasehat
3.
Kisah dan Cerita
4.
Mengambil Pelajaran dari berbagai peristiwa dan
kejadian
5.
Metode pembiasaan
6.
Memanfaatkan waktu luang
7.
Pemberian motivasi
8.
Pemberian hukuman
·
Dalam hadits-hadits yang termuat dalam makalah
menyimpulkan bahwasanya metode pengajaran dapat pula menggunakan yang mudah,
diulang-ulang, dapat menggunakan perumpaan serta cerita atau kisah.
B. Saran
Penulis mengharapkan mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun serta semoga pembaca mampu mencapai
tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Khalfiah, Yuliani, Modul Mata Kuliah
Hadits Tarbawi,
2014. Palangka Raya: STAIN.
Ihsan, Ummu, Ihsan
Al-Atsary, Abu, 2010.Mencetak Generasi Rabbani. Bogor : Pustaka Darul Ilmi
Zaairul
Haq, Muhammad, 2010. Muhammad Saw Sebagai Guru. Jawa Tengah : Kreasi Wacana
Hadist_Tarbawi_Metode_Pendidikan_Menurut_Rasulullah_Saw___Islamic_Centre.Html
No comments:
Post a Comment