Tuesday, November 13, 2018

TEKNIK DISKUSI DAN PERSIDANGAN



A. DISKUSI
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
Diskusi juga dapat diartikan sebagai sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan.
Diskusi adalah suatu cara bertukar pikiran antara 2 orang atau lebih mengenai suatu topik tertentu. Yang terjadi dalam suatu diskusi adalah keadaan yang cukup menyenangkan, di mana para peserta mengutarakan pendapatnya masing-masing mengenai suatu subjek tertentu. Sifatnya berbentuk intelektual dan emosi tidak banyak berperan dalam bentuk bertukar pikiran ini.
Diskusi adalah percakapan yang komunikatif antara dua orang atau lebih tentang menyepakati “make a deal” mengenai suatu topik pembicaraan
Diskusi adalah sebuah perdebatan yang bersifat informal
Menurut saya Diskusi Adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok dalam proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas.

1.1. Persyaratan Diskusi
  • Berkomunikasi dalam kelompok dengan catatan :
Tata tertib tidak ketat, setiap orang diberi kesempatan berbicara, Kesediaan untuk berkompromi
  • Bagi peserta diskusi :
Pengertian yang menyeluruh tentang pokok pembicaraan, Sanggup berpikir bebas dan lugas, Pandai mendengar, menjabarkan dan menganalisa, Mau menerima pendapat orang lain yang benar, Pandai bertanya dan menolak secara halus pendapat lain.
  • Bagi pemimpin diskusi :
Sikap hati-hati,cerdas,tanggap, Pandai menyimpulkan, Sikap tidak memihak

1.2. Pola-pola Diskusi
  • Prasarana
Penyajian bahan pokok oleh satu atau beberapa orang pembicara dengan prasaran tertulis (makalah, kertas kerja), Tanggapan terhadap bahan pokok oleh pembicara lain (penyanggah / pembahas) Tanggapan peserta diskusi (forum) terhadap bahan pokok
  • Ceramah
Seorang / lebih penceramah menguraikan bahan pokok, Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan dari forum untuk meminta penjelasan yang lebih teliti.
  • Diskusi Panel
Bahan pokok disajikan oleh beberapa panelis. Panelis meninjau masalah dari segi tertentu, Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan forum untuk meminta penjelasan dari panelis.
  • Brainstorming
Bahan pokok yang dipersiapkan ditawarkan kepada peserta diskusi oleh pimpinan, Tiap peserta diminta pendapat dan gagasannya. Sebanyak mungkin orang diajak bicara dan setiap ide dicatat, Berbagai ide disimpulkan dan ditarik benang merahnya. Kesimpulan ini kemudian dijadikan kerangkan pembicaraan dan pembahasan lebih lanjut.
  1. B. PERSIDANGAN
  1. PENGERTIAN PERSIDANGAN
Persidangan : pertemuan formal organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah ketetapan. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika persidangan berlangsung.
  1. BENTUK-BENTUK PERSIDANGAN
A. Ditinjau dari Jenis Peserta
Rapat Bidang, Rapat Pengurus, Rapat Panitia, Rapat Dewan, Sidang Komisi, Sidang Parlemen dll
B. Ditinjau dari Jenis Keputusan
MUBES, Muktamar, MUSANG, MUSDA, MUSCAB, Rapat Internal, Pleno” dsb.
C. Ditinjau dari Waktu Pelaksanaan
Rapat Harian, Rapat dwimingguan, Rapat Bulanan, dsb
  1. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persidangan adalah : Tempat, Ruangan, Waktu, Agenda Acara, Perlengkapan/Peralatan, Peserta, Tatib, Pimpinan Sidang, Keputusan/Kesimpulan Sidang.  Sebuah persidangan dapat berjalan jika terdapat beberapa hal sebagai berikut :
Terdapat permasalahan, Terdapat peserta sidang yang sesuai quorum, Adanya petugas persidangan terutama pimpinan siding, Tersedianya kelengkapan sidang yang memadai, Terdapat draft atau kesepakatan tekhnis pra-persidangan seperti konvensi ketukan palu,  Terdapat keputusan.
  1. BENTUK-BENTUK SIDANG
Adapun beberapa bentuk siding yaitu : Melingkar, Kabinet, Segi Tiga, Bentuk U,
  1. PERANGKAT PERSIDANGAN
Peserta
Hak Peserta
  • Hak bicara, hak suara, hak memilih, hak dipilih,
Kewajiban Peserta
  • Menaati tata tertib persidangan dan menjaga ketenangan dan harmonisasi
Peninjau
Hak Peninjau
  • Hak bicara
Kewajiban Peninjau
Menaati tata tertib persidangan dan menjaga ketenangan dan harmonisasi
Pimpinan Sidang/Presidium Sidang
Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta, bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan, berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan
Materi sidang
adalah materi/konsep permasalahan yang akan dibahas didalam persidangan. Materi ini merupakan rangkuman dari beberapa pokok-pokok permasalahan yang ada dalam tubuh organisasi tersebut.
Palu Sidang
Aturan Ketukan Palu
  • Satu kali ketukan;
Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang, Mengesahkan keputusan poin-perpoin (keputusan sementara), Memberi peringatan pada peserta agar tidak gaduh, Menskors dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama sehingga peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang, Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
  • Dua kali ketukan;
Menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama (ishoma, lobying)
  • Tiga kali ketukan;
Membuka/ menutup sidang atau acara resmi, Mengesahkan keputusan final/ akhir hasil sidang
  1. QORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Persidangan dinyatakan qorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/3 n + 1 dari peserta yang terdaftar pada OC
Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak
Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang maka dilakukan lobying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang
  1. ETIKA DALAM PERSIDANGAN
Dalam persidangan dibutuhkan beberapa etika untuk :
·    Menekan kemunculan pendapat yang bersifat subjektif
·    Menghindari timbulnya masalah baru
·    Menjaga agar proses persidangan tetap pada garis penyelesaian masalah, bukan adu argumen”.
·    Melahirkan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan semua peserta sidang
·    Demi kenyamanan bersidang
Hakekat Etika : adalah mencakup tata cara berinteraksi yang sopan, serta menjalankan Tekhnik dalam Persidangan.
  1. ISTILAH – ISTILAH DALAM PERSIDANGAN
Pending adalah menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis atau prinsip.
Contoh ; makan, shalat, kebakaran dsb.
Skorsing adalah menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobying, dikarenakan sulitnya mencapai kesepakatan antar peserta sidang yang berseteru.
Lobying, merupakan proses diskusi antar peserta sidang diluar pengaturan pimpinan sidang.
Pencerahan, merupakan upaya seorang peserta sidang untuk meluruskan kesalahfahaman yang terjadi antara peserta sidang yang lain.
Voting, merupakan prosesi pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah jalan musyawarah mengalami kebuntuan.
Quorum merupakan syarat sebelum persidangan dimulai, agar keputusan dapat dianggap sah.
Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain. Dalam interupsi dibagi menjadi beberapa yaitu :
a. Interupsi Poin of Order
Dilakukan jika terdapat disfungsi peserta sidang (termasuk petugas” sidang) yang dianggap mengganggu jalannya persidangan.
b. Interupsi Poin of Clarification
Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi.
c. Interupsi Poin of Information
Dilakukan untuk menyampaikan informasi tambahan yang dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya tehnis.
d. Interupsi Poin of Personal Previllage
Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu, diluar substansi permasalahan
Catatan
Tidak ada interupsi diatas interupsi, Tidak ada interupsi disaat sunyi”
Pimpinan sidang menguasai sirkulasi penyampaian pendapat
PERBEDAAN ANTARA SIDANG DENGAN DISKUSI
1. Waktu Perencanaan (Sidang terencana sedangkan diskusi lebih bersifat insidental)
2. Jenis dan Kuantitas Peserta (Sidang harus memenuhi syarat-syarat sahnya sidang)
3. Materi (sidang terdiri dari 1 jenis materi, sedangkan diskusi tidak terbatas)
4. Kekuatan hukum. (Sidang lebih memiliki kekuatan hukum)

TEKNIK DISKUSI DAN PERSIDANGAN


A. Pokok Bahasan :
1. Pengertian, tujuan dan macam – macam diskusi dan persidangan
2. Etika diskusi dan persidangan
3. Perangkat dan teknik diskusi dan persidangan
4. Teknik menciptakan diskusi dan persidangan yang produktif

B. Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami pengertian, tujuan, macam serta etika diskusi
2. Memahami perangkat dan teknik persidangan
3. Memahami bagaimana menciptakan diskusi yang produktif.


Pengertian Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa Yunani yaitu discuss yang berarti : pikiran atau bertukar fikiran atau membahas masalah dengan argumentasi yang referentatif atau memecahkan masalah dengan rasio dengan cara mufakat.
Maksud Diskusi
1. Untuk mempertemukan fikiran dalam pencapaian pengambilan keputusan bersama
2. Untuk melatih diri dalam praktik demokrasi
3. Membentuk karakter peserta, menambah wawasan dan pengetahuan peserta
4. Mencapai kata mufakat
5. Saling melengkapi, mengkritik demi kemajuan yang diinginkan bukan bersaingan atau perselisihan
Tata cara diskusi :
1. Tema/topik harus aktual, menarik, ngetren bagi peserta
2. Mempunyai nilai kelayakan untuk dibahas oleh orang banyak
3. Waktu harus benar – benar diperhitungkan
4. Topik disesuaikan dengan situasi dan kondisi
5. Rumusan masalahnya jelas
6. Materi diskusi tidak rumit dan bertele – tele
Penyelenggaraan Diskusi :
1. Peserta yang ideal 30 orang dan main sedikit makin baik, tetapi tidak kurang dari 3 orang
2. Bentuk persidangan dalam diskusi (a) bulat telur, (b) tapal kuda, (c) persegi panjang, dan (d) lingkaran.
3. Tempat dan lingkaran diskusi harus terang dan tenang
4. Peserta harus mengetahui persoalan apa yang akan didiskusikan
5. Harus ada yang mengatur diskusi dan paham akan persoalan yang akan didiskusikan.

Perbedaan dalam berdiskusi adalah hal yang wajar dan kita hendaknya bisa lapang dada demi kepentingan bersama. Penyanggahan dan penolakan pendapat orang lain serta mempertahankan pendapat sendiri juga merupakan hal yang wajar. Semua itu dilakukan harus dilandasi dengan rasio dan akal yang sehat serta bijaksana dan jangan emosional.
Manfaat Diskusi ;
1. Melatih diri mengambil keputusan denga cepat dalam menganalisa suatu masalah.
2. Melatih meyakinkan diri, berani menerima kritik dan sanggahan dari orang lain.
3. Memperluas wawasan dan pengalaman.
4. Ukhuwah islamiyah
5. Mengertia karakter dan polah tingkah laku orang lain.
6. Membentuk karakter yang stabil dan tidak mudah terpancing emosi
7. Dapat mengurangi sifat egoisme atau indiviudal.
Macam – macam diskusi
1. Debat : yaitu tukar pikiran pendapat denga serius, sengit, keras dan tegang tanpa aturan bermaksud mencari menang sendiri ( engkel – engkelan ) sehingga pendapat yang baik dan benar dapat saja dikalahkan, apabila penyampaiannya tidak meyakinkan.
2. Rapat : yaitu dilakukan oleh orang – orang awam yang sifatnya sederhana dan membahas suatu masalah tertentu
3. Musyawaroh : Yaitu diskusi yang menggunakan kaidah untuk mencari kebenaran dari tujuan akhir musyawaroh tersebut.
4. Kongres : Yaitu diskusi yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga ditingkat pusat dan membahas pokok pertanggung jawaban pengurus.
5. Muktamar : Yaitu diskusi yang dilakukan oleh lembaga atau organisasi ditingkat pusat dalam waktu tertentu.
6. Seminar : yaitu diskusi yang biasanya diakukan dikalangan cendekiawan atau ilmuwan, untuk membahas suatu pokok masalah atau ilmu pengetahuan
7. Simposium : Diskusi yang dilakaukan kalangan filosof, budayawan, seniman.
Pimpinan Diskusi
Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh peserta diskusi sebagai berikut :
1. Mengetahui tujuan diskusi
2. Mengetahui masalah yang akan dibicarakan
3. Menguasai tata tertib
4. Mempunyai kemampuan mengungkap masalah dengan cepat
5. Mampu membedakan mana yang penting dan mana yang kurang penting
6. Tidak boleh berprasangka buruk
7. Mampu menciptakan suasana diskusi yang hidup
8. Harus bebas, tegas, efisien, cerdas, memiliki humor, sabar, banyak ilustrasi dll.

Peserta Diskusi
Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh peserta diskusi sebagai berikut :
1. Persiapkan diri dengan baik
2. Sampaikan pokok – pokok pikiran yang meliputi butir utama dan butir pendukung
3. Dalam menyampaikan butir pendukung, sesuaikan dengan karakter, latar belakang dan motivasi peserta lainnya.
4. Menolak gagasan / ide orang lain harus :
- Jelaskan gagasan/ide yang ditolak
- Berikut alasan mengapa menolak,
5. Menerima kritikan
- Tenang dalam menghadapi kritikan
- Anggap kritikan sebagai upaya perbaikan pendapat dan keadaan anda
- Perhatikan butir pendukung / alasan mengapa memberikan kritikan
- Hindari mudah tersinggung

Beberapa Teknik Memimpin Diskusi
1. Kelompokkan materi diskusi
2. Cari butir utama dan butir pendukung dari setiap pembicaraan pesrta diskusi
3. Tahap pertama berikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat secara umum
4. Selanjutnya arahkan pembicaraan pada masalah yang bersifat khusus
5. Jika terjadi jalan buntu dalam diskusi, adakan scorsing.
6. Awasi peserta yang banyak bicara ngotot, tetapi tidak bermutu
7. Perhatikan peserta pendiam tetapi banyak ide – ide menarik
8. Buat kerangka kesimpulannya
9. Dalam membandingkan pendapat peserta harus dilihat dari butir pendukung atau alasan dari pendapatnya
10. Dalam menghentikan pembicaraan peserta, harus pada berakhirnya kalimat

Argumen dan Argumentasi :
Argumen adalah suatu pendapat dalam diskusi yang berdasar. Sedangkan Argumentasi adalah penyampaian argumen.

Kesalahan pada sebuah argumen dapat berpangkal pada :
- Kesalahan pada data / informasi yang mendasari pernyataan
- Kesalahan pada cara menarik kesimpulan

Adapun cara menguji argumentasi adalah : uraikan argumen makro kedalam argumen mikronya. Periksa setiap argumen mikro

Periksa kebenaran pernyataan.
- Sejauh mana sumbernya dapat dipercaya
- Ada tidaknya kemungkinan penafsiran lain

Logika : penyanggahan tidak mempunyai keinginan kecuali mencapai kebenaran, dan argumentasi memang harus diterima.
Salah mengerti : penyanggah sekedar salah mengerti maksud pembicara dan bukannya keberatan dengan usul yang bersangkutan
Motif pribadi : penyanggah menolak atau membela usul tertentu karena pertimbangan kepentingan pribadi.
Sikap Oposisi : penyanggah mendukung atau menolak sebuah pernyataan, karena posisinya menolak sebuah kelompok yang mempunyai misi tertentu.


Komunikasi

Pokok Bahasan :
1. Pengertian dan tujuan komunikasi
2. Unsur – unsur komunikasi
3. Bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif
4. Komunikasi verbal dan non verbal
5. Etika komunikasi
Tujuan :
1. Mengerti dan memahami tujuan serta komponen – komponen komunikasi
2. Mengetahui dan bisa menerangkan bagaimana komunikasi yang baik dan produktif

Pendalaman Materi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk ide – ide atau gagasan atau informasi dari seseorang ( komunikator ) kepada orang lain ( komunikan ) dengan tujuan agar dimengerti atau mengubah prilaku. Perpindahan tersebut tidak hanya melibatkan lebih dari sekedar kata – kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.
Unsur –unsur komunikasi
1. Sumber ( komunikator )
Dalam organisasi komunikator merupakan pihak yang mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk mengkomunikasikan sesuatu gagasan, pemikiran, informasi dan sebagainya kepada pihak lain.
2. Pengiriman berita ( media )
Adalah alat untuk pengiriman ide – ide atau gagasan – gagasan dari sesorang komunikator kepada orang lain ( komunikan ) baik melalui lisan / percakapan maupun tertulis
3. Penerima berita ( komunikan )
Adalah orang – orang atau pihak yang menerima ide – ide atau gagasan-gagasan dari komunikator baik dengan penglihatan, pendengaran, pengucapan, perabaan dan penciuman.
4. Umpan balik ( feed back )
Adalah reaksi akibat adanya komunikasi yang diberikan oleh komunikan kembali kepada komunikator ataupun orang lain.
5. Efek ( reaksi /

Tujuan Komunikasi : bisa dilihat dari bahasa ltin communis yang berarti sama. Sehingga komunikasi bertujuan mengadakan kesamaan.
MACAM-MACAM KOMUNIKASI
1. Komunikasi vertikal Adalah komunikasi ke atas dan kebawah ( upward Comuication-Ddownward Comuication ) sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah adalah untuk memberi penghargaan , informasi, intruksi, nasehat atau sasaran dan penilaian kepada anggota tentang tujuan dan kebijakan. Organisasi misal berupa Memo, Buletin, Pertemuan, percakapan dll Sedang komunikasi kepada tingkatan menejemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah , misal laporan priodik, penjelas, gagasan, permintaan pengesahan /keputusan.
2. Komunikasi Lateral/Horisotal Adalah komunikasi diantara para anggotadalam kelompok kerja yang sama atau antar departemen dalam tingkatan organisasi yang sama . Bentuk komunikasi ini bersifat koordinatif
3. Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi sebagai hasil hubungan departemen bentuk lini dan bentuk staff.

Share:

No comments:

Post a Comment

JOIN US !

JOIN US !

KONTAK REDAKSI

Jl. Raya Kepuharjo 18A PPAI An-Nahdliyah
Karangploso Malang. Kode Pos : 65162.
Contac Person : 081282577492 - 081235248670