Oleh : Mahasiswa STAI NU Malang |
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan persoalan vital
bagi setiap segi kemajuan dan perkembangan manusia pada
khusunya dan bangsa pada umumnya. Kemajuan dalam segi pendidikan maka akan
menentukan kualitas sumber daya manusia dan perkembangan bangsa yang ke arah lebih baik dan maju.
Peningkatan kualitas pendidikan tidaklah mudah melainkan membutuhkan waktu yang
panjang dan keterlibatan berbagai komponen dan elemen.Dewasa kini banyak orang
berbicara tentang merosotnya mutu pendidikan. Di lain pihak banyak pula yang
mengembor-gemborkan dan menandaskan bahwa perlu dan pentingnya rekonstruksi
atau pembaharuan pendidikan dan pengajaran, ironinya sangat sedikit sekali para
pemerhati dan pengkritisi pendidikan yang berbicara mengenai soal pemecahan
masalahnya (problem solving) perbaikan pendidikan dan pengajarannya agar lebih
maju dan mencapai tujuan pendidikan yang hakiki.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan
yang berperan sebagai salah satu wakil dari pemerintah pusat Indonesia maka
peran sekolah berkewajiban untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dalam organisasi sekolah, kedudukan kepala sekolah merupakan faktor penentu,
pengerak segala sumber daya yang ada dalam sekolah, agar segala komponen yang
di dalamnya dapat berfungsi secara maksimal dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Kepala sekolah yang berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, leader,
motivator dan supervisor sekolah. Guru memiliki peran yang sangat besar,
besarnya tanggung jawab guru dalam pendidikan merupakan tantangan bila
dikaitkan dengan mutu pendidikan dewasa kini. Keluhan masyarakat terhadap
merosotnya mutu pendidikan seharusnya dapat menjadi refleksi bagi para guru
yang tidak kompeten dan profesional. Guru profesional bukan hanya sekedar dapat
menguasai materi dan sebagai alat untuk transmisi kebudayaan tetapi dapat
mentransformasikan pengetahuan, nilai dan kebudayaan kearah yang dinamis yang
menuntut produktifitas yang tinggi dan kualitas karya yang dapat bersaing.
Dalam konteks
ini sebenarnya guru yang kurang profesional sangat membutuhkan bimbingan dan
arahan dari orang lain atau supervisor dalam memecahkan masalah-masalah yang
mereka hadapi untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya seperti masalah kurang
pahamnya tujuan pendidikan, tujuan kurikuler, serta
tujuan instruksional dan operasional. Sehingga peran guru yang
sangat besar dalam meningkatkan mutu pendidikan akan dapat tercapai jika semua
permasalahan yang dihadapi oleh para guru dapat dipecahkan dengan baik. Dan
seorang yang disebut supervisor yang mempunyai fungsi sebagai pembimbing,
mengarahkan, membantu dalam hal ini adalah Kepala Sekolah (supervisor) yang
setiap hari langsung berhadapan dengan guru.
Supervisi
merupakan salah satu fungsi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas dan
profesionalisme guru dalam melaksanakan pengajaran. Sehubungan dengan
pentingnya aktifitas supervisi sekolah yang berkaitan dengan peningkatan
kualitas guru pada khususnya dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya, maka
dalam penulisan makalah ini akan dibahas seputar aktivitas supervisi pendidikan
atau sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan Indonesia
B. TUJUAN
Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk :
1.
Mengetahui
pengertian supervisi pendidikan
2.
Mengetahui
fungsi dan peranan supervisi pendidikan
3.
Mengetahui tujuan dari supervise pendidikan
4.
Mengetahui
prinsip-prinsip supervisi pendidikan
5.
Mengetahui
jenis-jenis supervisi pendidikan
6.
Mengetahui
teknik supervisi pendidikan
7.
Mengetahui
hubungan antara kenyataan dan harapan pada supervisi pendidikan
C. PERUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan supervisi pendidikan ?
2.
Apakah
fungsi dan peranan supervisi pendidikan ?
3.
Apakah tujuan dari supervise pendidikan?
4.
Apa
saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan ?
5.
Apa
saja jenis-jenis supervisi pendidikan ?
6.
Apa
saja teknik supervisi pendidikan ?
7.
Apa
hubungan antara kenyataan dan harapan pada supervisi pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Produk Supervisi Pendidikan
Sebelum
membahas mengenai Produk supervisi, kita perlu mengetahui beberapa istilah
yang berkaitan
dengan produk supervisi. Istilah tersebut diantaranya adalah Produk adalah segala sesuatu
yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.[1] Sedangkan supervisi sendiri
merupakan inspeksi, pengawasan, monitoring serta
penilaian dan evaluasi. Istilah dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Inspeksi
terbatas pada pengertian mengawasi apakah bawahan (guru) menjalankan apa yang
telah diinstruksikan oleh atasannya.
2.
Penilaian dan pengawasan mempunyai
pengertian suatu kegiatan yang bukan hanya mencari kesalahan tetapi juga
berupaya menemukan hal-hal yang sudah baik untuk dikembangkan lebih lanjut. Di dalam peraturan pemerintah No.38 tahun 1992
pasal 20 dibedakan istilah pengawas (yang dipakai untuk menunjukkan
tugasnya pada jalur pendidikan sekolah) dan penilik (yang dipakai untuk
menunjukkan tugasnya pada jalur pendidikan luar sekolah).
3.
Monitoring berarti kegiatan
pengumpulan data tentang suatu kegiatan sebagai bahan untuk melaksanakan
penilaian.[2]
Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat
diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke
sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.[3] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise.
Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai
barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil
pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti
"sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".[4] Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari
bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu
untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang
diproduksi ("anything produced").[3] Namun sejak 1695, definisi kata
product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things
produced"). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh
ekonom-politisi Adam Smith.[5]
Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah
barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau
sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa.
Secara morfologis Supervisi berasala dari dua
kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super
berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi,
pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan
oleh atasan –orang yang berposisi di atas, pimpinan--terhadap hal-hal yang ada
dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih
human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih
banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang
disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya)
untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah
pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi
pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar
pada khususnya.
Menurut Ibrahim (2004) Supervisi adalah layanan
profesional yang berbentuk pemberian bantuan kepada personil sekolah dalam
meningkatkan kemampuannya agar lebih mampu melaksanakan perubahan
penyelenggaraan sekolah dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan sekolah.
Menurut
Wiles(1955) ,Supervisi merupakan bantuan dalam pengembangan situasi belajar
mengajar.
Menurut P.
Adams dan Frank G. Dickey, supervisi adalah program yang berencana untuk
memperbaiki pengajaran.
Dalam
“Dictionary of Education”, Good Carter, memberi pengertian supervisi adalah
usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas
lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode pengajar dan evaluasi pengajaran.[6]
Inti dari produk
supervisi pada hakekatnya adalah memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program
ini dapat berhasil bila supervisor memiliki ketrampilan (skill) dan cara kerja
yang efisien dalam kerjasama dengan orang lain (guru dan petugas pendidikan
lainnya).
Dari beberapa
pengertian diatas, disimpulkan bahwa supervisi pembelajaran adalah usaha
supervisor untuk membantu guru meningkatkan kemampuan dan etos kerja
profesionalnya sehingga lebih mampu mengatasi berbagai masalah pembelajaran
yang muncul serta memperbaiki pembelajaran.
Nilai produk supervisi
ini terletak pada perkembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang
direfleksikan pada perkembangan yang tercapai oleh peserta didik melalui
kurikulum yang disusun dengan sistematis. Dan istilah pembimbingan di atas
cenderung mengacu kepada usaha yang bersifat demokratis atau manusiawi yang
tidak bersifat otoriter. Kemudian yang dimaksud sebagai pihak atasan, disamping
dalam arti hierarki, akan tetapi jiga dalam arti kewenangan dan kompetensi
dalam bidang supervisi. Memperbaiki situasi bekerja belajar mengajar secara
efektif dan efisien tergantung makna didalamnya bekerja dan belajar secara
berdisiplin, bertanggung jawab, dan memenuhi akuntabilitas.
B.
Perkembangan Kurikulum Dalam
Supervisi Pendidikan
Fungsi dari supervisi adalah
memajukan dan mengembangkan pengajaran sehingga proses belajar mengajar yang di
lakukan oleh seorang guru berlangsung dengan baik dan efektif. Fungsi supervisi antara lain :
1.
Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang
lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di
ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
2.
Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan
Pembelajaran Lebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi.
Supervisi dan kurikulum adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Karenanya,
kurikulum merupakan salah satu alat dalam mencapai tujuan pendidikan, serta
pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis pendidikan, sehingga
apabila aktivitas dalam supervisi tidak direfleksikan dalam praktek kurikulum,
maka supervisi tidak akan ada artinya. Begitu juga, bila
sebuah kurikulum dibiarkan berjalan apa adanya, dengan mengabaikan
professionalisme guru, media pengajaran,
silabus, tanpa adanya perbaikan perbaikan, maupun tidak ada pengawasan dari
supervisi, maka kurikulum yang ada, tidak akan memberikan efek keberhasilan
pada para peserta didik.
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan administrasi kurikulum
agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih
efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar,
pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari
administrasi kurikulum di antaranya sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang di kelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembalajaran yang efektifdan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang di kelola secara professional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu di sesuaikan dengan cirri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.[7]
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang di kelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembalajaran yang efektifdan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang di kelola secara professional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu di sesuaikan dengan cirri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.[7]
Untuk itu, supervisi pendidikan dalam bidang
pengembangan kurikulum sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Karena hal
tersebut langsung berkaitan dengan out put yang akan dihasilkan oleh seorang
pendidik, misal yaitu keberhasilan siswa didik, adanya perubahan tingkah laku pada
siswa didik. Guru memiliki
tanggung jawab besar terhadap keberhasilan siswa didiknya. Untuk itu, program
supervisi yang baik itu dari kepala sekolah sendiri, atau dari supervisor
sangatlah bagus untuk diterapkan secara rutin dalam sebuah lembaga sekolah,
guna meningkatkan mutu pendidik maupun yang dididik, serta dapat meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan yang bersangkutan.[8]
Beberapa usaha yang perlu dijalankan oleh
seorang supervisor kepada musyawarah guru bidang studi sejenis, antara lain:
(1) Mengadakan petemuan guru bidang studi secara rutin untuk membicarakan
kesukaran; (2) Memberikan kesempatan untuk bertanya agar lebih berani
memecahkan sendiri dan bertanggung jawab; (3) Memberikan penjelasan secukupnya
agar mereka puas pada pertemuan itu; (4) Seorang supervisor harus bersifat
terbuka dan mengakui kekeliruan/kesalahan secara sportif.[9]
Administrasi pelaksanaan kurikulum berkenaan
dengan semua perilaku yang bertalian dengan semua tugas yang memungkinkan
terlaksanakannya kurikulum. Dalam administrasi pelaksanaan kurikulum ini,
tujuan administrasi tersebut adalah agar kurikulum dapat dilaksanakan dengan
baik. Administrasi bertugas menyediakan atau mempersiapkan fasilitas material,
personal dan kondisi-kondisi agar kurikulum dapat dilaksanakan.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua
tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam
tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah dan pada tingkat kelas yang
berperan adalah guru. Walaupun dibedakan antara tugas kepala sekolah dan tugas
guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan tingkat dalam
pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah, namun antara
kedua tingakt dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan
dan bersama-sama bertanggungjawab melaksanakan proses administrasi kurikulum.
Program supervisi (kurikulum) disusun dan dilaksanakan sesuai dengan
tujaun, fungsi dan lingkup program. Pada umumnya, program supervisi bertujuan
untuk mengembangkan dan mencapai proses belajar mengajar yang relevan, dan
efektif melalui peningkatan kemampuan guru. Penyusunan program pengajaran dan
penyampaian pengajaran pada siswa.[10]
C. Peningkatan Instrumen Supervisi Pendidikan
Dalam penyusunan instrumen supervisi dibutuhkan
dua hal yaitu informasi atau data supervisi:
1. Informasi atau data supervisi
Data
yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembinaan bukan hanya diperoleh dari
pengaatan kelas oleh pengawas dan kepala sekolah saja, tetapi bermacam-macam
bentuk yaitu :
a. Data tertulis yang terdapat dalam berbagai
arsip dan dokumen yang
dimiliki oleh sekolah.
b. Data yang berbentuk suara dan makna bahasa yang
dikeluarkan oleh siapa saja oleh pelakunya dalam bentuk pidato, pembicaraan
santai, pendapat atau usul, sanggahan atau bantahan dan dapat juga berupa
jawaban ketika orang yang bersangkutan diwawancarai.
c. Data berbentuk gambaran atau
grafis yang ditangkap oleh indra penglihatan, antara lain berupa gambaran gerak
orang (misalnya gaya mengajar guru dan perilaku siswa ketika sedang mengikuti
pelajaran dikelas), gambaran benda mati, misalnya suasana buku yang ada
diperpsutakaan dan alat-alat yang ditata di laboratorium, gerak benda mati
(misalnya film, kerja computer, kinerja mesin tulis, kinerja microscop).
2. Sumber data supervisi Sumber data
supervisi adalah sesuatu yang
dituju oleh pelaku supervisi yang sedang mengumpulkan data, dalam rangkaian
upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara garis besar sasaran
tentang sumber data dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
a. Orang / personal Data yang mungkin diambil
dari sumber yang berupa orang yaitu manusia, adalah data yang berupa informasi,
penjelasan, uraian, pendapat, usul dan sasaran mengenai pembelajaran yang sudah
dan sedang berlangsung. Data dari orang hanya dapat digali melalui wawancara
dan angket.
b. Dokumen Yang dimaksud dokumen dalam
pembicaraan tentang sasaran atau sumber data bukan terbatas pada buku pedoman
atau arsip saja tetapi semua hal yang mengandung tulisan, gambar, tabel, bagan
atau simbol-simbol grafis lain.
c. Tempat/ lokasi Dalam kunjungan kelas, sebagai
sumber data adalah tempat, bukan personal guru, karena pengawas mengumpulkan
data tentang gerak-gerik atau kinerja guru di depan kelas, bukan mewancarai
guru. Agar diperoleh informasi atau data yang tepat dan lengkap yang dapat
digunakan bukan hanya pengawas dan kepala sekolah, tetapi oleh semua staf
sekolah dalam rangka peningkatan kualitas sekolah tersebut.
Pengembangan instrumen memberikan beberapa
manfaat diantaranya Memberikan alternatif instrumen supervisi
sebagai alat bantu dalam mengobservasi perilaku belajar siswa dan membelajarkan
siswa bagi guru, Meningkatkan
keterampilan guru dalam membelajarkan siswa, yang berkembang berkelanjutan,
sehingga berdampak pada pengembangan perilaku siswa, Pengembangan kreatifitas guru
dalam mencari alternatif pemecahan masalah sarana prasarana sekolah, Pengembangan wawasan guru
dengan memperhatikan kepentingan siswa, sehingga siswa merasa senang mengikuti
mata pelajaran dikjasor yang disajikan oleh guru.
Adapun bentuk dari hasil pengembangan instrumen
supervisi pendidikan adalah dengan adanya Alat Bantu Observasi Perilaku
Membelajarkan Siswa (ABOPMS) dan Alat Bantu Observasi Perilaku Belajar Siswa
(ABOPBS) yang secara spesifik. Selama guru membelajarkan siswa, pengamat
merekam dua jenis masukan/ umpan balik sebagai tanggapan guru terhadap perilaku
siswa pada saat mengikuti pelajaran, yaitu:
1. umpan balik keterampilan gerak siswa
2. umpan balik perilaku belajar siswa.
Dengan kedua umpan balik tersebut, guru
berinteraksi terhadap siswa dengan menggunakan komunikasi verbal dan non
verbal, yang mencerminkan berlangsungnya komunikasi dua arah. Supervisi
Pendidikan Instrumen supervisi disusun dan disiapkan untuk memandu supervisor
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik oleh sekolah, dinas atau kantor
pendidikan setempat maupun disusun oleh supervisor sendiri. Instrumen supervisi
juga dimaksudkan untuk memberikan kejelasan materi supervisi sehingga guru yang
disupervisi akan lebih terarah dan terbimbing sesuai dengan tujuan supervisi.[11]
D.
Konsolidasi Supervisi Pendidikan dengan Masyarakat
Dalam buku Administrasi
sekolah yang ditulis oleh Tim pengadaan buku pelajaran telah dijelaskan
pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut:
a.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang
harusnya mendidik generasi muda untuk hhidup di masyarakat.
b.
Sekolah haruslah tempat pembinaan dan
pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan dikehendaki oleh
masyarakat tempat sekolah itu didirikan.
c.
Sebaliknya, masyarakat harus membantu dan
bekerja sama dengan sekolah agar apa yang diperoleh dan dihasilkan sesuai
kehendak dan kebutuhan masyarakat.
d.
Mengikut sertakan masyarakat secara
aktif dalam usaha memecahkan permasalahan pendidikan.
Partisipasi, hubungan dan bantuan secara konkrit dari masyarakat baik
berupa finansial, material untuk kelancaran sekolah.[12]
Tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan
masyarakat adalah sebagai berikut:
1.
Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2.
Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun
finansial yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.
3.
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang
isis dan pelaksanaan program sekolah.
4.
Memperkaya atau memperluas program sekolah
sesuai dengan perkembanngan dan kebutuhan masyarakat.
5. Mengembangkan kerjasama yang
lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak.[13]
Pentingnya hubungan
antara sekolah dengan masyarakat adalah
karena sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi melayani anggota
masyarakat dalam pendidikan. Sedangkan masyarakat adalah pemilik sekolah karena
masyarakat memerlukannya dengan adanya
hubungan tersebut sekolah akan memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat
yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah, ditinjau
dari kebutuhan masyarakat itu sendiri dengan adanya hubungan dengan sekolah
maka dapat memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk dapat
melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka hubungan sekolah dan masyarakat
dengan efektif, maka pihak sekolah haruslah mempelajari dan memahai situasi dan
karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan masyarakat tersebut. Dengan
memahami perbedaan dan karakteristik isi lingkungan sosial, sekolah harus dapat
mengadaptasikan kegiatan-kegiatannya dalam usaha melaksanakan kerja sama antara
sekolah dan masyarakat. [14]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Produk
supervisi pada hakekatnya adalah memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program
ini dapat berhasil bila supervisor memiliki ketrampilan (skill) dan cara kerja
yang efisien dalam kerjasama dengan orang lain (guru dan petugas pendidikan
lainnya).
Nilai produk supervisi
ini terletak pada perkembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang
direfleksikan pada perkembangan yang tercapai oleh peserta didik melalui
kurikulum yang disusun dengan sistematis. Memperbaiki situasi bekerja belajar
mengajar secara efektif dan efisien tergantung makna didalamnya bekerja dan
belajar secara berdisiplin, bertanggung jawab, dan memenuhi akuntabilitas.
Supervisi dan kurikulum adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Karenanya,
kurikulum merupakan salah satu alat dalam mencapai tujuan pendidikan, serta
pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis pendidikan, sehingga
apabila aktivitas dalam supervisi tidak direfleksikan dalam praktek kurikulum,
maka supervisi tidak akan ada artinya. Begitu juga, bila
sebuah kurikulum dibiarkan berjalan apa adanya, dengan mengabaikan
professionalisme guru, media pengajaran,
silabus, tanpa adanya perbaikan perbaikan, maupun tidak ada pengawasan dari
supervisi, maka kurikulum yang ada, tidak akan memberikan efek keberhasilan
pada para peserta didik.
Pengembangan instrumen memberikan beberapa
manfaat diantaranya Memberikan alternatif instrumen supervisi
sebagai alat bantu dalam mengobservasi perilaku belajar siswa dan membelajarkan
siswa bagi guru, Meningkatkan
keterampilan guru dalam membelajarkan siswa, Pengembangan kreatifitas guru
dalam mencari alternatif pemecahan masalah sarana prasarana sekolah, Pengembangan wawasan guru
dengan memperhatikan kepentingan siswa, sehingga siswa merasa senang mengikuti
mata pelajaran dikjasor yang disajikan oleh guru.
Pentingnya hubungan
antara sekolah dengan masyarakat adalah
karena sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi melayani anggota
masyarakat dalam pendidikan. Sedangkan masyarakat adalah pemilik sekolah karena
masyarakat memerlukannya dengan adanya
hubungan tersebut sekolah akan memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat
yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah, ditinjau
dari kebutuhan masyarakat itu sendiri dengan adanya hubungan dengan sekolah
maka dapat memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Daftar Pustaka
Tim Pengadaan Buku
Pelajaran, Administrasi Sekolah, (Semarang: IKIP Semarang
Press. 2010)
RS. M. Ngalim Purwanto,
MP., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009)
www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-klasifikasi-dan-tingkatan.html
www.academia.edu/5244420/makalah_supervisi_pendidikan
Kotler, P., Armstrong, G.,
Brown, L., and Adam, S. (2006) Marketing, 7th Ed. Pearson Education
Australia/Prentice Hall.
Random House Dictionary, 1975
Etymology of produce, etymonline.com.
[1]
www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-klasifikasi-dan-tingkatan.html
[2]
www.academia.edu/5244420/makalah_supervisi_pendidikan
[3]
Kotler, P., Armstrong, G., Brown, L., and Adam, S. (2006) Marketing,
7th Ed. Pearson Education Australia/Prentice Hall.
[4]
Random House Dictionary, 1975
[5]
Etymology of produce, etymonline.com.
[6]
www.makalahskripsi.com
[7]
http://parassitah.blogspot.co.id/2012/12/makalah-administrasi-kurikulum.html
[8]
https://rindufidati.wordpress.com/supervisi-pendidikan-dalam-pengembangan-kurikulum/
[9]
http://fitriano.blogspot.co.id/2012/10/supervisi-kurikulum_991.html
[10]
http://www.jejakpendidikan.com/2016/02/administrasi-dan-supervisi-pelaksanaan.html
[11]
http://nafisahworld.blogspot.co.id/2014/01/penyusunan-dan-pengembangan-instrumen.html
[12] Tim
Pengadaan Buku Pelajaran, Administrasi Sekolah, (Semarang:
IKIP Semarang Press. 2010), hal. 189
[13] RS.
M. Ngalim Purwanto, MP., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 190
[14]
http://zainululum01.blogspot.co.id/2016/04/pentingnya-hubungan-sekolah-dan.html
No comments:
Post a Comment