Monday, February 5, 2018

Makalah Sepervisi Pendidikan

Oleh : Mahasiswa STAI NU Malang
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan persoalan vital bagi setiap segi kemajuan dan perkembangan manusia pada khusunya dan bangsa pada umumnya. Kemajuan dalam segi pendidikan maka akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan perkembangan bangsa yang ke arah lebih baik dan maju. Peningkatan kualitas pendidikan tidaklah mudah melainkan membutuhkan waktu yang panjang dan keterlibatan berbagai komponen dan elemen.Dewasa kini banyak orang berbicara tentang merosotnya mutu pendidikan. Di lain pihak banyak pula yang mengembor-gemborkan dan menandaskan bahwa perlu dan pentingnya rekonstruksi atau pembaharuan pendidikan dan pengajaran, ironinya sangat sedikit sekali para pemerhati dan pengkritisi pendidikan yang berbicara mengenai soal pemecahan masalahnya (problem solving) perbaikan pendidikan dan pengajarannya agar lebih maju dan mencapai tujuan pendidikan yang hakiki.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan sebagai salah satu wakil dari pemerintah pusat Indonesia maka peran sekolah berkewajiban untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam organisasi sekolah, kedudukan kepala sekolah merupakan faktor penentu, pengerak segala sumber daya yang ada dalam sekolah, agar segala komponen yang di dalamnya dapat berfungsi secara maksimal dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah yang berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, leader, motivator dan supervisor sekolah. Guru memiliki peran yang sangat besar, besarnya tanggung jawab guru dalam pendidikan merupakan tantangan bila dikaitkan dengan mutu pendidikan dewasa kini. Keluhan masyarakat terhadap merosotnya mutu pendidikan seharusnya dapat menjadi refleksi bagi para guru yang tidak kompeten dan profesional. Guru profesional bukan hanya sekedar dapat menguasai materi dan sebagai alat untuk transmisi kebudayaan tetapi dapat mentransformasikan pengetahuan, nilai dan kebudayaan kearah yang dinamis yang menuntut produktifitas yang tinggi dan kualitas karya yang dapat bersaing.
Dalam konteks ini sebenarnya guru yang kurang profesional sangat membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang lain atau supervisor dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya seperti masalah kurang pahamnya tujuan pendidikan, tujuan kurikuler, serta tujuan instruksional dan operasional. Sehingga peran guru yang sangat besar dalam meningkatkan mutu pendidikan akan dapat tercapai jika semua permasalahan yang dihadapi oleh para guru dapat dipecahkan dengan baik. Dan seorang yang disebut supervisor yang mempunyai fungsi sebagai pembimbing, mengarahkan, membantu dalam hal ini adalah Kepala Sekolah (supervisor) yang setiap hari langsung berhadapan dengan guru.
Supervisi merupakan salah satu fungsi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam melaksanakan pengajaran. Sehubungan dengan pentingnya aktifitas supervisi sekolah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas guru pada khususnya dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya, maka dalam penulisan makalah ini akan dibahas seputar aktivitas supervisi pendidikan atau sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan Indonesia

B.     TUJUAN
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1.      Mengetahui pengertian supervisi pendidikan
2.      Mengetahui fungsi dan peranan supervisi pendidikan
3.      Mengetahui tujuan dari supervise pendidikan
4.      Mengetahui prinsip-prinsip supervisi pendidikan
5.      Mengetahui jenis-jenis supervisi pendidikan
6.      Mengetahui teknik supervisi pendidikan
7.      Mengetahui hubungan antara kenyataan dan harapan pada supervisi pendidikan

C.     PERUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan supervisi pendidikan ?
2.      Apakah fungsi dan peranan supervisi pendidikan ?
3.      Apakah tujuan dari supervise pendidikan?
4.      Apa saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan ?
5.      Apa saja jenis-jenis supervisi pendidikan ?
6.      Apa saja teknik supervisi pendidikan ?
7.      Apa hubungan antara kenyataan dan harapan pada supervisi pendidikan ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Produk Supervisi Pendidikan
Sebelum membahas mengenai Produk supervisi, kita perlu mengetahui beberapa istilah yang berkaitan dengan produk supervisi. Istilah tersebut diantaranya adalah Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.[1] Sedangkan supervisi sendiri merupakan inspeksi, pengawasan, monitoring serta penilaian dan evaluasi. Istilah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Inspeksi terbatas pada pengertian mengawasi apakah bawahan (guru) menjalankan apa yang telah diinstruksikan oleh atasannya.
2.      Penilaian dan pengawasan mempunyai pengertian suatu kegiatan yang bukan hanya mencari kesalahan tetapi juga berupaya menemukan hal-hal yang sudah baik untuk dikembangkan lebih lanjut. Di dalam peraturan pemerintah No.38 tahun 1992 pasal 20 dibedakan istilah pengawas (yang dipakai untuk menunjukkan tugasnya pada jalur pendidikan sekolah) dan penilik (yang dipakai untuk menunjukkan tugasnya pada jalur pendidikan luar sekolah).
3.      Monitoring berarti kegiatan pengumpulan data tentang suatu kegiatan sebagai bahan untuk melaksanakan penilaian.[2]
Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.[3] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".[4] Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced").[3] Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.[5]
Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa.
Secara morfologis Supervisi berasala dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi di atas, pimpinan--terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Menurut Ibrahim (2004) Supervisi adalah layanan profesional yang berbentuk pemberian bantuan kepada personil sekolah dalam meningkatkan kemampuannya agar lebih mampu melaksanakan perubahan penyelenggaraan sekolah dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan sekolah.
Menurut Wiles(1955) ,Supervisi merupakan bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar.
Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey, supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
Dalam “Dictionary of Education”, Good Carter, memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode pengajar dan evaluasi pengajaran.[6]
Inti dari produk supervisi pada hakekatnya adalah memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program ini dapat berhasil bila supervisor memiliki ketrampilan (skill) dan cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan orang lain (guru dan petugas pendidikan lainnya).
Dari beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa supervisi pembelajaran adalah usaha supervisor untuk membantu guru meningkatkan kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga lebih mampu mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang muncul serta memperbaiki pembelajaran.
Nilai produk supervisi ini terletak pada perkembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang direfleksikan pada perkembangan yang tercapai oleh peserta didik melalui kurikulum yang disusun dengan sistematis. Dan istilah pembimbingan di atas cenderung mengacu kepada usaha yang bersifat demokratis atau manusiawi yang tidak bersifat otoriter. Kemudian yang dimaksud sebagai pihak atasan, disamping dalam arti hierarki, akan tetapi jiga dalam arti kewenangan dan kompetensi dalam bidang supervisi. Memperbaiki situasi bekerja belajar mengajar secara efektif dan efisien tergantung makna didalamnya bekerja dan belajar secara berdisiplin, bertanggung jawab, dan memenuhi akuntabilitas.

B.     Perkembangan Kurikulum  Dalam Supervisi Pendidikan
Fungsi dari supervisi adalah memajukan dan mengembangkan pengajaran sehingga proses belajar mengajar yang di lakukan oleh seorang guru berlangsung dengan baik dan efektif. Fungsi supervisi antara lain :
1.      Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
2.      Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan Pembelajaran Lebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi.
Supervisi dan kurikulum adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.  Karenanya, kurikulum merupakan salah satu alat dalam mencapai tujuan pendidikan, serta pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis pendidikan, sehingga apabila aktivitas dalam supervisi tidak direfleksikan dalam praktek kurikulum, maka supervisi tidak akan ada artinya. Begitu juga, bila sebuah kurikulum dibiarkan berjalan apa adanya, dengan mengabaikan professionalisme guru,  media pengajaran, silabus, tanpa adanya perbaikan perbaikan, maupun tidak ada pengawasan dari supervisi, maka kurikulum yang ada, tidak akan memberikan efek keberhasilan pada para peserta didik.
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan administrasi kurikulum agar  perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari administrasi kurikulum di antaranya sebagai berikut:
1.    Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2.    Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang di kelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3.    Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4.    Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5.    Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan  dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembalajaran yang efektifdan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
6.    Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang di kelola secara professional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu di sesuaikan dengan cirri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.[7]
Untuk itu, supervisi pendidikan dalam bidang pengembangan kurikulum sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Karena hal tersebut langsung berkaitan dengan out put yang akan dihasilkan oleh seorang pendidik, misal yaitu keberhasilan siswa didik, adanya perubahan tingkah laku pada siswa didik. Guru memiliki tanggung jawab besar terhadap keberhasilan siswa didiknya. Untuk itu, program supervisi yang baik itu dari kepala sekolah sendiri, atau dari supervisor sangatlah bagus untuk diterapkan secara rutin dalam sebuah lembaga sekolah, guna meningkatkan mutu pendidik maupun yang dididik, serta dapat meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang bersangkutan.[8]
Beberapa usaha yang perlu dijalankan oleh seorang supervisor kepada musyawarah guru bidang studi sejenis, antara lain: (1) Mengadakan petemuan guru bidang studi secara rutin untuk membicarakan kesukaran; (2) Memberikan kesempatan untuk bertanya agar lebih berani memecahkan sendiri dan bertanggung jawab; (3) Memberikan penjelasan secukupnya agar mereka puas pada pertemuan itu; (4) Seorang supervisor harus bersifat terbuka dan mengakui kekeliruan/kesalahan secara sportif.[9]
Administrasi pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan semua perilaku yang bertalian dengan semua tugas yang memungkinkan terlaksanakannya kurikulum. Dalam administrasi pelaksanaan kurikulum ini, tujuan administrasi tersebut adalah agar kurikulum dapat dilaksanakan dengan baik. Administrasi bertugas menyediakan atau mempersiapkan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi agar kurikulum dapat dilaksanakan.
            Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah dan pada tingkat kelas yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah, namun antara kedua tingakt dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-sama bertanggungjawab melaksanakan proses administrasi kurikulum.
            Program supervisi (kurikulum) disusun dan dilaksanakan sesuai dengan tujaun, fungsi dan lingkup program. Pada umumnya, program supervisi bertujuan untuk mengembangkan dan mencapai proses belajar mengajar yang relevan, dan efektif melalui peningkatan kemampuan guru. Penyusunan program pengajaran dan penyampaian pengajaran pada siswa.[10]

C.    Peningkatan Instrumen Supervisi Pendidikan
Dalam penyusunan instrumen supervisi dibutuhkan dua hal yaitu informasi atau data supervisi:
1.      Informasi atau data supervisi
Data yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembinaan bukan hanya diperoleh dari pengaatan kelas oleh pengawas dan kepala sekolah saja, tetapi bermacam-macam bentuk yaitu :
a. Data tertulis yang terdapat dalam berbagai arsip dan dokumen yang dimiliki oleh sekolah.
b. Data yang berbentuk suara dan makna bahasa yang dikeluarkan oleh siapa saja oleh pelakunya dalam bentuk pidato, pembicaraan santai, pendapat atau usul, sanggahan atau bantahan dan dapat juga berupa jawaban ketika orang yang bersangkutan diwawancarai.
c. Data berbentuk gambaran atau grafis yang ditangkap oleh indra penglihatan, antara lain berupa gambaran gerak orang (misalnya gaya mengajar guru dan perilaku siswa ketika sedang mengikuti pelajaran dikelas), gambaran benda mati, misalnya suasana buku yang ada diperpsutakaan dan alat-alat yang ditata di laboratorium, gerak benda mati (misalnya film, kerja computer, kinerja mesin tulis, kinerja microscop).
2.  Sumber data supervisi Sumber data
supervisi adalah sesuatu yang dituju oleh pelaku supervisi yang sedang mengumpulkan data, dalam rangkaian upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara garis besar sasaran tentang sumber data dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
a. Orang / personal Data yang mungkin diambil dari sumber yang berupa orang yaitu manusia, adalah data yang berupa informasi, penjelasan, uraian, pendapat, usul dan sasaran mengenai pembelajaran yang sudah dan sedang berlangsung. Data dari orang hanya dapat digali melalui wawancara dan angket.
b. Dokumen Yang dimaksud dokumen dalam pembicaraan tentang sasaran atau sumber data bukan terbatas pada buku pedoman atau arsip saja tetapi semua hal yang mengandung tulisan, gambar, tabel, bagan atau simbol-simbol grafis lain.
c. Tempat/ lokasi Dalam kunjungan kelas, sebagai sumber data adalah tempat, bukan personal guru, karena pengawas mengumpulkan data tentang gerak-gerik atau kinerja guru di depan kelas, bukan mewancarai guru. Agar diperoleh informasi atau data yang tepat dan lengkap yang dapat digunakan bukan hanya pengawas dan kepala sekolah, tetapi oleh semua staf sekolah dalam rangka peningkatan kualitas sekolah tersebut.
Pengembangan instrumen memberikan beberapa manfaat diantaranya Memberikan alternatif instrumen supervisi sebagai alat bantu dalam mengobservasi perilaku belajar siswa dan membelajarkan siswa bagi guru, Meningkatkan keterampilan guru dalam membelajarkan siswa, yang berkembang berkelanjutan, sehingga berdampak pada pengembangan perilaku siswa, Pengembangan kreatifitas guru dalam mencari alternatif pemecahan masalah sarana prasarana sekolah, Pengembangan wawasan guru dengan memperhatikan kepentingan siswa, sehingga siswa merasa senang mengikuti mata pelajaran dikjasor yang disajikan oleh guru.
Adapun bentuk dari hasil pengembangan instrumen supervisi pendidikan adalah dengan adanya Alat Bantu Observasi Perilaku Membelajarkan Siswa (ABOPMS) dan Alat Bantu Observasi Perilaku Belajar Siswa (ABOPBS) yang secara spesifik. Selama guru membelajarkan siswa, pengamat merekam dua jenis masukan/ umpan balik sebagai tanggapan guru terhadap perilaku siswa pada saat mengikuti pelajaran, yaitu:
1. umpan balik keterampilan gerak siswa
2. umpan balik perilaku belajar siswa.
Dengan kedua umpan balik tersebut, guru berinteraksi terhadap siswa dengan menggunakan komunikasi verbal dan non verbal, yang mencerminkan berlangsungnya komunikasi dua arah. Supervisi Pendidikan Instrumen supervisi disusun dan disiapkan untuk memandu supervisor dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik oleh sekolah, dinas atau kantor pendidikan setempat maupun disusun oleh supervisor sendiri. Instrumen supervisi juga dimaksudkan untuk memberikan kejelasan materi supervisi sehingga guru yang disupervisi akan lebih terarah dan terbimbing sesuai dengan tujuan supervisi.[11]

D.      Konsolidasi Supervisi Pendidikan dengan Masyarakat
Dalam buku Administrasi sekolah yang ditulis oleh Tim pengadaan buku pelajaran telah dijelaskan pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut:
a.       Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang harusnya mendidik generasi muda untuk hhidup di masyarakat.
b.      Sekolah haruslah tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat tempat sekolah itu didirikan.
c.       Sebaliknya, masyarakat harus membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar apa yang diperoleh dan dihasilkan sesuai kehendak dan kebutuhan masyarakat.
d.      Mengikut sertakan masyarakat secara aktif dalam usaha memecahkan permasalahan pendidikan.
Partisipasi, hubungan dan bantuan secara konkrit dari masyarakat baik berupa finansial, material untuk kelancaran sekolah.[12]
Tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat adalah sebagai berikut:
1.      Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2.      Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.
3.      Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isis dan pelaksanaan program sekolah.
4.      Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembanngan dan kebutuhan masyarakat.
5.      Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak.[13]
Pentingnya hubungan antara sekolah dengan masyarakat  adalah karena sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi melayani anggota masyarakat dalam pendidikan. Sedangkan masyarakat adalah pemilik sekolah karena masyarakat memerlukannya  dengan adanya hubungan tersebut sekolah akan memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah, ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri dengan adanya hubungan dengan sekolah maka dapat memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk dapat melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka hubungan sekolah dan masyarakat dengan efektif, maka pihak sekolah haruslah mempelajari dan memahai situasi dan karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan masyarakat tersebut. Dengan memahami perbedaan dan karakteristik isi lingkungan sosial, sekolah harus dapat mengadaptasikan kegiatan-kegiatannya dalam usaha melaksanakan kerja sama antara sekolah dan masyarakat. [14]



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Produk supervisi pada hakekatnya adalah memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program ini dapat berhasil bila supervisor memiliki ketrampilan (skill) dan cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan orang lain (guru dan petugas pendidikan lainnya).
Nilai produk supervisi ini terletak pada perkembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang direfleksikan pada perkembangan yang tercapai oleh peserta didik melalui kurikulum yang disusun dengan sistematis. Memperbaiki situasi bekerja belajar mengajar secara efektif dan efisien tergantung makna didalamnya bekerja dan belajar secara berdisiplin, bertanggung jawab, dan memenuhi akuntabilitas.
Supervisi dan kurikulum adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.  Karenanya, kurikulum merupakan salah satu alat dalam mencapai tujuan pendidikan, serta pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis pendidikan, sehingga apabila aktivitas dalam supervisi tidak direfleksikan dalam praktek kurikulum, maka supervisi tidak akan ada artinya. Begitu juga, bila sebuah kurikulum dibiarkan berjalan apa adanya, dengan mengabaikan professionalisme guru,  media pengajaran, silabus, tanpa adanya perbaikan perbaikan, maupun tidak ada pengawasan dari supervisi, maka kurikulum yang ada, tidak akan memberikan efek keberhasilan pada para peserta didik.
Pengembangan instrumen memberikan beberapa manfaat diantaranya Memberikan alternatif instrumen supervisi sebagai alat bantu dalam mengobservasi perilaku belajar siswa dan membelajarkan siswa bagi guru, Meningkatkan keterampilan guru dalam membelajarkan siswa, Pengembangan kreatifitas guru dalam mencari alternatif pemecahan masalah sarana prasarana sekolah, Pengembangan wawasan guru dengan memperhatikan kepentingan siswa, sehingga siswa merasa senang mengikuti mata pelajaran dikjasor yang disajikan oleh guru.
Pentingnya hubungan antara sekolah dengan masyarakat  adalah karena sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi melayani anggota masyarakat dalam pendidikan. Sedangkan masyarakat adalah pemilik sekolah karena masyarakat memerlukannya  dengan adanya hubungan tersebut sekolah akan memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah, ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri dengan adanya hubungan dengan sekolah maka dapat memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Daftar Pustaka
Tim Pengadaan Buku Pelajaran, Administrasi Sekolah, (Semarang: IKIP Semarang Press. 2010)
RS. M. Ngalim Purwanto, MP., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009)
www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-klasifikasi-dan-tingkatan.html
www.academia.edu/5244420/makalah_supervisi_pendidikan
Kotler, P., Armstrong, G., Brown, L., and Adam, S. (2006) Marketing, 7th Ed. Pearson Education Australia/Prentice Hall.
Random House Dictionary, 1975
Etymology of produce, etymonline.com.



[1] www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-klasifikasi-dan-tingkatan.html
[2] www.academia.edu/5244420/makalah_supervisi_pendidikan
[3] Kotler, P., Armstrong, G., Brown, L., and Adam, S. (2006) Marketing, 7th Ed. Pearson Education Australia/Prentice Hall.
[4] Random House Dictionary, 1975
[5] Etymology of produce, etymonline.com.
[6] www.makalahskripsi.com
[7] http://parassitah.blogspot.co.id/2012/12/makalah-administrasi-kurikulum.html
[8] https://rindufidati.wordpress.com/supervisi-pendidikan-dalam-pengembangan-kurikulum/
[9] http://fitriano.blogspot.co.id/2012/10/supervisi-kurikulum_991.html
[10] http://www.jejakpendidikan.com/2016/02/administrasi-dan-supervisi-pelaksanaan.html
[11] http://nafisahworld.blogspot.co.id/2014/01/penyusunan-dan-pengembangan-instrumen.html
[12] Tim Pengadaan Buku Pelajaran, Administrasi Sekolah, (Semarang: IKIP Semarang Press. 2010), hal. 189
[13] RS. M. Ngalim Purwanto, MP., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 190
[14] http://zainululum01.blogspot.co.id/2016/04/pentingnya-hubungan-sekolah-dan.html

Share:

No comments:

Post a Comment

JOIN US !

JOIN US !

KONTAK REDAKSI

Jl. Raya Kepuharjo 18A PPAI An-Nahdliyah
Karangploso Malang. Kode Pos : 65162.
Contac Person : 081282577492 - 081235248670